
Pantau - Tentara Nasional Indonesia (TNI) tengah mempersiapkan penambahan jumlah batalyon kesehatan sebagai tindak lanjut dari instruksi Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal TNI (Mar) Freddy Ardianzah, menyampaikan bahwa Mabes TNI sedang menyusun langkah-langkah teknis dan kajian kebutuhan satuan di lapangan agar proses pembentukan batalyon kesehatan dapat segera dilaksanakan.
Menurut Freddy, keberadaan batalyon kesehatan memiliki peran krusial bagi seluruh matra TNI dalam menjaga kesehatan fisik prajurit serta memberikan layanan medis saat operasi militer berlangsung.
"Pembentukan batalyon kesehatan ini merupakan bagian dari penguatan jangka panjang sistem pertahanan TNI yang ditargetkan rampung pada tahun 2029," jelas Freddy.
Ia belum merinci waktu pelaksanaan pembentukan batalyon kesehatan, namun menegaskan komitmen institusi militer untuk segera menindaklanjuti arahan dari kepala negara.
"Kami pastikan segera menindaklanjuti perintah Presiden Republik Indonesia Bapak Prabowo Subianto terkait rencana penambahan batalyon kesehatan," ungkapnya.
Dukungan Operasi Kemanusiaan dan Misi Global
Presiden Prabowo Subianto memberikan instruksi langsung kepada TNI untuk memperkuat struktur kesehatan militer, khususnya dalam mendukung operasi kemanusiaan di dalam negeri dan partisipasi Indonesia dalam membantu negara lain yang terdampak bencana.
Perintah tersebut disampaikan saat Presiden Prabowo berada di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada hari Senin.
Ia mencontohkan respons internasional terhadap sejumlah bencana besar yang pernah melanda Indonesia, seperti gempa dan tsunami di Aceh (2004), serta gempa, tsunami, dan likuifaksi di Palu (2018), yang memicu bantuan dari berbagai negara sahabat.
"Banyak negara bantu kita (saat Indonesia menghadapi bencana, red.). Jadi, kita juga sebagai bagian dari komunitas dunia, kita harus juga bantu negara-negara (lain yang) dalam kesulitan. Waktu Turki gempa bumi besar, kita juga kirim dua Hercules (berisi bantuan logistik, red.), dan kita siap waktu itu kirim kapal," ujar Presiden Prabowo.
Selama masa gencatan senjata di Gaza, dokter-dokter Indonesia dari batalyon kesehatan tiga matra TNI tetap menjalankan tugas kemanusiaan di dua lokasi utama, yakni rumah sakit yang dikelola Uni Emirat Arab di Rafah, Gaza, dan kapal rumah sakit terapung di Pelabuhan El Arish, Mesir.
Tim dokter TNI yang terdiri dari 10 orang telah masuk wilayah Gaza sejak September 2024 dan bertugas selama sekitar satu bulan sebelum akhirnya dirotasi dengan tim kesehatan TNI lainnya yang bertugas di El Arish.
- Penulis :
 - Ahmad Yusuf
 








