Pantau - Penanganan banjir dan longsor di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, dilakukan langsung oleh Satuan Tugas (Satgas) TNI mengingat wilayah terdampak masih berstatus zona merah konflik.
Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Edy Prakoso, menyatakan bahwa koordinasi telah dilakukan dengan jajaran TNI agar proses evakuasi berjalan aman dan terkoordinasi.
"Kita sudah koordinasi dengan TNI mengingat daerah tersebut masih zona merah, sehingga dikirim tim dari Satgas yang ada di lokasi," ujar Edy.
Basarnas pusat dan Kantor SAR di Papua tetap bersiaga dan siap memberikan dukungan tambahan jika kondisi keamanan memungkinkan pengiriman personel baru.
Bencana banjir bandang dan tanah longsor terjadi di Distrik Dal, Silan, dan Mebarok pada Sabtu (1/11) sekitar pukul 17.00 WITA.
22 Warga Masih Hilang, Evakuasi Terkendala Akses dan Lumpur
Kepala distrik melaporkan bahwa hingga Senin (2/11), sebanyak 22 warga dinyatakan hilang akibat terseret arus banjir atau tertimbun longsor.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan data awal yang mencatat 15 orang hilang akibat bencana tersebut.
BNPB menjelaskan bahwa bencana dipicu oleh hujan deras yang mengguyur wilayah Distrik Dal dan Silan, sehingga menyebabkan longsoran di lereng bukit serta meluapnya aliran Kali Papan.
Sejumlah warga dilaporkan hilang saat sedang melintas di sekitar sungai saat kejadian berlangsung.
Tim gabungan dari BPBD Kabupaten Nduga dan personel TNI/Polri telah dikerahkan ke lokasi terdampak.
Namun, proses evakuasi dan pencarian mengalami kendala besar akibat banyaknya material lumpur serta akses jalan yang tertutup, sehingga menyulitkan mobilitas tim penyelamat di lapangan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
