
Pantau - Menteri Sosial Saifullah Yusuf dan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait sinergi tugas dan fungsi di bidang sosial dan transportasi, Kamis (6/11/2025) di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta, Sleman, DIY.
Penandatanganan MoU ini juga ditandai dengan penyerahan simbolis dua unit bus sekolah untuk Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 20 Sleman dan SRMA 19 Bantul.
"Kerja sama ini adalah bentuk nyata dari transportasi berkeadilan sosial, dimana kendaraan tidak hanya mengangkut penumpang, tetapi juga mengangkut mimpi dan cita-cita siswa Sekolah Rakyat," ungkap Saifullah Yusuf.
Menteri Sosial menegaskan bahwa sinergi antarkementerian ini bukan sekadar formalitas administratif, tetapi bentuk konkret dari upaya bersama agar pembangunan sosial dan transportasi berjalan seiring.
"Transportasi adalah urat nadi mobilitas manusia, sementara kerja sosial adalah denyut kemanusiaan. Ketika keduanya bersatu, lahirlah keadilan sosial yang bergerak, bukan hanya di atas kertas, tetapi di jalan-jalan kehidupan rakyat kecil," ia menambahkan.
Penyerahan Bus Sekolah untuk Akses Pendidikan Anak Kurang Mampu
Penyerahan dua unit bus sekolah ini merupakan bentuk dukungan dari Kementerian Perhubungan terhadap program Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
Program ini bertujuan membuka akses pendidikan untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu di berbagai daerah di Indonesia.
"Bus ini bukan sekadar kendaraan, tetapi jembatan menuju masa depan, mengantar anak-anak bangsa dari rumah sederhana menuju gerbang ilmu pengetahuan," ujar Saifullah Yusuf.
Hingga akhir 2025, sebanyak 166 titik Sekolah Rakyat telah beroperasi di seluruh Indonesia, dengan jumlah siswa hampir mencapai 16.000 orang.
Pemerintah menargetkan jumlah siswa meningkat menjadi 46.000 pada 2026, dan bertahap menjadi lebih dari 100.000 pada 2027 serta lebih dari 200.000 pada tahun berikutnya.
Makna Strategis di Kota Pelajar Yogyakarta
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyebut penandatanganan MoU di Yogyakarta memiliki makna simbolis karena kota ini dikenal sebagai kota pelajar dan pendidikan.
"Sebagai kota pelajar, Yogyakarta menjadi simbol penting bagaimana akses transportasi yang memadai dapat mendukung pemerataan kesempatan belajar bagi generasi penerus bangsa," ungkapnya.
Pada tahun anggaran 2025, Kementerian Perhubungan telah menyiapkan total 25 unit bus sekolah untuk mendukung operasional Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia.
Dua unit pertama diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DIY untuk digunakan oleh SRMA 20 Sleman dan SRMA 19 Bantul.
"Insya Allah, tahun depan jumlah bus yang akan kami berikan untuk Sekolah Rakyat akan kami tambah, sesuai jumlah Sekolah Rakyat yang dibangun," kata Dudy.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Dampak Nyata
Kolaborasi Kemensos dan Kemenhub ini disebut sebagai langkah strategis agar program pemerintah tepat sasaran dan langsung berdampak ke masyarakat.
"Negara hadir untuk menjamin hak dasar warga negara, termasuk hak memperoleh akses pendidikan dan mobilitas transportasi yang layak," ujar Saifullah Yusuf.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menilai kerja sama lintas kementerian ini mencerminkan hadirnya pemerintah dengan pendekatan holistik.
Menurutnya, pendekatan ini menghubungkan akses sosial, mobilitas, dan masa depan pendidikan anak bangsa.
Hasil penelitian Kemensos menunjukkan bahwa transportasi inklusif dapat meningkatkan kemungkinan anak bertahan di sekolah hingga 30 persen lebih tinggi.
"Akses transportasi bukan semata soal jalan dan kendaraan, tetapi tentang membuka masa depan dan menciptakan generasi yang berdaya," ucap Saifullah Yusuf.
"Bus sekolah yang akan diserahkan hari ini adalah simbol dari paradigma baru pembangunan, dari program based policy menuju human-centered policy," pungkasnya.
- Penulis :
- Arian Mesa








