
Pantau - Rektor Universitas Indonesia (UI) Heri Hermansyah menjadi pembicara utama dalam World University President’s Forum (WUPF) 2025 yang digelar di Beijing, Tiongkok, dengan mengangkat tema pemanfaatan kecerdasan buatan secara etis dan bertanggung jawab dalam pendidikan tinggi.
Dalam pidatonya yang berjudul “Menavigasi Era Kecerdasan: Jalur Universitas Indonesia Menuju AI yang Berpusat pada Manusia, Etis, dan Bertanggung Jawab dalam Pendidikan Tinggi”, Heri menekankan bahwa pengembangan teknologi harus tetap mengedepankan nilai-nilai etika dan tanggung jawab akademik.
"UI mendorong pemanfaatan AI sebagai alat yang memperkuat integritas akademik, meningkatkan pengalaman belajar, dan memperluas kapasitas riset, bukan sekadar mengikuti arus teknologi semata", ungkapnya.
Heri menjelaskan bahwa Universitas Indonesia telah memanfaatkan AI untuk pengajaran adaptif, deteksi kejujuran akademik, pemantauan kesehatan, dan pengembangan model riset yang mendukung kelahiran perusahaan rintisan berbasis teknologi.
"Pendekatan ini menegaskan posisi UI sebagai salah satu pelopor AI yang berpusat pada manusia", ia mengungkapkan.
Forum ini dibuka oleh Wakil Menteri Pendidikan Tiongkok, Ren Youqun, dan turut dihadiri perwakilan dari UNESCO dan Bank Dunia.
Kerja Sama Strategis dengan Universitas Tiongkok dan Industri Global
Pidato Heri Hermansyah menjadi bagian penutup dari lawatan diplomatik selama tujuh hari di Tiongkok, yang menghasilkan berbagai kerja sama strategis antara UI dengan tujuh universitas terkemuka serta satu mitra industri global.
Universitas Indonesia menandatangani nota kesepahaman dengan Peking University, Tsinghua University, Shanghai Jiao Tong University, Zhejiang University, dan Tongji University.
"Kami juga mengutus para dekan untuk menjajaki kolaborasi dengan China Foreign Affairs University, Tianjin University, dan Fudan University, mengakselerasi pengembangan jejaring riset dari bidang teknik hingga sosial humaniora", kata Heri.
Salah satu capaian utama adalah terbentuknya segitiga emas pengembangan teknologi antara UI, Tsinghua University, dan perusahaan Huayou Group.
Melalui kerja sama tersebut, UI akan mendirikan laboratorium smelter sebagai pusat pelatihan dan riset hilirisasi pertambangan di Indonesia.
UI menyediakan lahan dan bangunan, Tsinghua University memberikan keahlian teknis, sementara Huayou Group menyediakan infrastruktur serta peralatan riset bertaraf internasional.
"Laboratorium ini diproyeksikan menjadi katalis bagi pengembangan ekosistem baterai nasional, dan salah satu fasilitas pendidikan paling maju dalam bidang teknologi material", ujarnya.
Keterlibatan UI dalam forum rektor dunia serta capaian kerja sama tersebut menjadi penanda penguatan posisi Indonesia dalam peta pendidikan tinggi global.
Dengan menjadikan etika sebagai fondasi inovasi dan memperluas kolaborasi internasional, UI dinilai tengah menapaki jalan menuju universitas kelas dunia.
Heri juga menegaskan pentingnya peran moral institusi pendidikan agar perkembangan teknologi tetap berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan.
Dari Beijing, pesan yang dibawa menegaskan bahwa masa depan pendidikan tinggi bukan hanya diukur dari kecepatan adaptasi teknologi, melainkan juga kemampuan menjaga prinsip dan tanggung jawab sosial.
- Penulis :
- Arian Mesa







