
Pantau - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, menyatakan bahwa kegiatan belajar-mengajar di SMAN 72 Kelapa Gading akan tetap berlangsung dengan metode pembelajaran yang sedang disesuaikan.
Kementerian PPPA bersama kementerian dan lembaga terkait serta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah menyusun pola pembelajaran yang mempertimbangkan kondisi psikologis siswa, guru, dan orang tua.
Arifah mengungkapkan bahwa sistem pembelajaran terbaik akan diputuskan dalam rapat pada Minggu, 9 November, dan akan mulai diterapkan pada Senin, "Penting dilakukan pendampingan yang tidak hanya sesaat," ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa pendampingan dari tim Kementerian PPPA tidak hanya ditujukan kepada anak-anak, tetapi juga kepada orang tua dan tenaga pendidik secara berkelanjutan.
"Dirinya saja yang tidak memiliki anak bersekolah di sana sudah merasakan beratnya situasi tersebut, apalagi para orang tua dan guru," ia mengungkapkan.
Kronologi dan Penanganan Korban Ledakan
Ledakan terjadi pada Jumat, 7 November pukul 12.15 WIB di lingkungan SMAN 72 Jakarta yang berada dalam kompleks Kodamar TNI AL, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Menurut keterangan saksi, ledakan pertama terdengar saat khotbah shalat Jumat berlangsung, kemudian disusul oleh ledakan kedua yang diduga berasal dari arah berbeda.
Berdasarkan data Posko Pelayanan Polri di RS Islam Cempaka Putih per Sabtu pukul 10.30 WIB, total terdapat 96 korban ledakan yang dirawat di tiga rumah sakit di Jakarta Pusat.
RS Islam Cempaka Putih menangani 43 pasien, terdiri atas 14 pasien rawat inap dan 29 pasien yang telah dipulangkan.
RS Yarsi merawat 15 pasien, termasuk 14 pasien rawat inap dan satu pasien telah dipulangkan.
RS Pertamina Jaya mencatat tujuh pasien, satu di antaranya masih dirawat.
Secara keseluruhan, 67 pasien telah diperbolehkan pulang, sementara 29 lainnya masih menjalani perawatan medis.
- Penulis :
- Leon Weldrick







