
Pantau - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyoroti maraknya perkembangan tarekat yang dinilai menyimpang dari ajaran Islam di sejumlah wilayah Indonesia, dan menegaskan pentingnya berpegang pada prinsip tarekat muktabaroh.
Sekretaris Komisi Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan (KPPP) MUI, KH Ali M. Abdillah, menyatakan bahwa penyimpangan biasanya muncul dari tarekat yang tidak mengikuti prinsip-prinsip dasar ajaran Islam.
"Dalam SOP kita, itu sudah kita jelaskan salah satu faktor ajaran pasal dan tarekat yang masuk kategori menyimpang itu adalah yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip tarekat muktabaroh," ujarnya.
Pentingnya Prinsip Tarekat Muktabaroh
Tarekat muktabaroh dijelaskan sebagai tarekat yang berpegang pada Al-Quran, hadis, dan sunah Rasulullah SAW.
"Biasanya yang mengikuti tarekat muktabaroh tidak akan menimbulkan kontroversi. Namun, yang tidak mengikuti prinsip-prinsip tarekat muktabaroh kadang menimbulkan kontroversi di berbagai tempat," ungkap KH Ali.
Ia mengungkapkan bahwa MUI Pusat telah melakukan sejumlah mediasi terhadap tarekat yang dinilai menyimpang, termasuk tarekat Faiz Albaqarah yang berpusat di Batam.
"Bila ada pemikiran yang dikeluarkan oleh gurunya yang bertentangan dengan syariat, ini yang biasanya kita lakukan pembinaan. Tapi apabila mereka defensif, merasa benar, padahal sudah tabayun, mengingatkan ya nanti opsi terakhir akan kita bawa ke Komisi Fatwa MUI," jelasnya.
Dampak terhadap Ketahanan Nasional
Sekretaris Jenderal MUI, Amirsyah Tambunan, menambahkan bahwa percepatan pemetaan terhadap modus operandi aliran sesat di Indonesia sangat penting.
Ia menilai penyebaran ajaran menyimpang dapat memberikan dampak serius terhadap ketahanan nasional.
"Ketahanan Nasional harus dapat menjamin kondisi dinamis suatu bangsa yang mencakup keuletan dan ketangguhan dalam mengembangkan kekuatan nasional untuk menghadapi segala ancaman, tantangan, hambatan sehingga negara tetap kuat dalam mencegah dan memberantas aliran sesat," tegasnya.
- Penulis :
- Gerry Eka







