Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Lebih dari 1.300 Ibu Hamil di Bali Masuk Data Calon Penerima Insentif Nyoman dan Ketut

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Lebih dari 1.300 Ibu Hamil di Bali Masuk Data Calon Penerima Insentif Nyoman dan Ketut
Foto: (Sumber: Kepala Dinkes Bali I Nyoman Gede Anom bahas program insetif Nyoman dan Ketut di bidang kesehatan mulai 2026, Denpasar, Rabu 12/11/2025. ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari)

Pantau - Pemerintah Provinsi Bali mencatat lebih dari 1.300 ibu hamil sebagai calon penerima program insentif Nyoman dan Ketut, sebuah inisiatif untuk menjaga keseimbangan tradisi penamaan khas masyarakat Bali di tengah menurunnya kelahiran anak ketiga dan keempat.

Data Ibu Hamil Nyoman dan Ketut Mulai Terkumpul

Informasi tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali I Nyoman Gede Anom di Denpasar pada Rabu (12/11/2025).

Ia menjelaskan bahwa data dihimpun sejak Mei hingga Oktober 2025, mencakup sekitar 1.300 ibu hamil yang mengandung anak ketiga dan keempat, atau yang dalam tradisi Bali dikenal sebagai Nyoman dan Ketut.

Jumlah itu hanya sekitar 5,2 persen dari total 25.000 ibu hamil di Bali, menandakan tren menurunnya kelahiran anak dengan nama depan Nyoman dan Ketut.

"Jadi kan bisa dilihat itu berapa kecilnya yang Nyoman dan Ketut, jadi 23.700 itu Putu dan Made (anak pertama dan kedua) jadi sedikit sekali, kalau tidak didorong dengan insentif itu nanti lama-lama hilang punah," ungkap Gede Anom.

Program insentif ini merupakan bagian dari kebijakan Keluarga Berencana (KB) empat anak yang sedang digencarkan oleh Pemerintah Provinsi Bali sebagai upaya menjaga keberlanjutan struktur sosial dan budaya masyarakat setempat.

Program Masih dalam Tahap Perancangan

Gede Anom menjelaskan bahwa program insentif Nyoman dan Ketut masih dalam tahap perancangan dan pendataan oleh Dinas Kesehatan Bali.

"Ya sedang dirancang, untuk data-data yang ibu dan anak juga sudah siap, terus kita bergerak untuk mendata," katanya.

Ia menambahkan bahwa rancangan program sedang difinalisasi di tingkat gubernur, dengan fokus pada dukungan kesehatan dan gizi bagi ibu serta anak penerima manfaat.

"Detailnya nanti di Pak Gubernur Bali, tapi insentifnya berupa biaya kesehatan mulai dari ibu hamil, urusan kesehatan sampai melahirkan, setelah itu anaknya dapat bantuan pangan juga, sampai balita karena setelah itu mulai masuk bidang pendidikan," jelasnya.

Dinkes Bali memastikan seluruh ibu hamil yang mengandung anak Nyoman dan Ketut akan mendapatkan akses layanan kesehatan di fasilitas pemerintah maupun swasta yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan atau layanan rujukan lainnya.

Karena masih berada pada tahap perancangan regulasi, Dinkes Bali belum menetapkan alokasi anggaran, namun memastikan program akan segera diluncurkan oleh Pemerintah Provinsi Bali.

Program insentif Nyoman dan Ketut diharapkan mampu mengatasi berkurangnya jumlah penduduk Bali dengan nama depan tradisional tersebut, yang merupakan bagian penting dari kearifan lokal dan sistem penamaan masyarakat Bali.

Selain itu, Dinas Kesehatan Bali juga mendorong masyarakat untuk mengikuti program KB Bali empat anak yang direncanakan mulai berjalan pada tahun 2026 sebagai langkah memperkuat keseimbangan demografi dan pelestarian tradisi penamaan khas Bali.

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Ahmad Yusuf