Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kemenhub Tawarkan Peluang Investasi Skytrain sebagai Feeder LRT Jabodebek Rute Dukuh Atas–Bogor

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Kemenhub Tawarkan Peluang Investasi Skytrain sebagai Feeder LRT Jabodebek Rute Dukuh Atas–Bogor
Foto: Sekretaris Jenderal Kemenhub Antoni Arif Priadi dalam Rapat Koordinasi Nasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Jakarta, Kamis 13/11/2025 (sumber: ANTARA/Aji Cakti)

Pantau - Kementerian Perhubungan membuka kesempatan bagi sektor swasta untuk berinvestasi dalam proyek pengembangan kereta gantung sebagai feeder LRT Jabodebek rute Dukuh Atas–Bogor guna mengatasi keterbatasan lahan dan meningkatkan konektivitas transportasi massal.

Jalur Layang Skytrain Akan Hubungkan Harjamukti ke Mekarsari

Rute LRT Jabodebek saat ini hanya mencapai Stasiun Harjamukti di Cibubur.

Untuk memperluas cakupan layanan, jalur akan diperpanjang hingga Mekarsari dan sekitarnya menggunakan moda skytrain sebagai pengumpan (feeder).

Sekretaris Jenderal Kemenhub Antoni Arif Priadi menyatakan bahwa pihak swasta diberi ruang untuk berpartisipasi dalam proyek ini.

"Swasta dipersilakan berpartisipasi jika berminat," ungkapnya.

Skytrain dipilih karena minimnya ketersediaan lahan dan efisiensi pembangunan infrastruktur layang.

Estimasi panjang jalur mencapai 21,44 kilometer dengan rata-rata kecepatan 40–50 km/jam dan waktu tempuh sekitar 30 menit.

Proyek ini akan menggunakan skema investasi murni tanpa dukungan fiskal dari pemerintah.

Potensi populasi yang dapat dilayani sekitar 26 ribu penduduk.

Efisiensi Transportasi dan Lingkungan Jadi Prioritas

Wakil Menteri Perhubungan, Suntana, menyebut penggunaan kereta gantung dinilai lebih hemat biaya dan ramah lingkungan dibanding moda transportasi lain.

"Kereta gantung dinilai efisien, hemat biaya, serta minim gangguan terhadap lingkungan kota yang padat," ia mengungkapkan.

Selain mengatasi kemacetan, proyek ini ditargetkan dapat memperbaiki kualitas udara di kawasan Jabodetabek.

Dengan berkurangnya kendaraan bermotor, diharapkan polusi udara di Jakarta akan menurun secara signifikan.

Kemenhub juga tengah mengkaji penerapan moda serupa untuk menghubungkan wilayah Tangerang Selatan dan Bogor guna memperluas jangkauan transportasi umum.

Perkiraan biaya pengembangan proyek berkisar antara Rp4,48 triliun hingga Rp10,61 triliun, tergantung skema teknis dan pembiayaan yang disepakati.

Penulis :
Leon Weldrick