
Pantau - UIN Mataram menegaskan komitmen jangka panjang sebagai pusat studi pondok pesantren dan riset manuskrip Nusantara melalui peresmian Pusat Studi Naskah dan Pesantren (Pustunastren) dalam Halaqah Tingkat Nasional.
Rektor UIN Mataram menyatakan bahwa kampus harus menjadi penjaga warisan ilmiah sekaligus penggerak inovasi pendidikan pesantren untuk menjembatani tradisi keilmuan dengan tantangan pendidikan modern.
Pustunastren ditugaskan menginventarisasi, melakukan digitalisasi, dan mengkaji lebih lanjut naskah-naskah klasik dari Lombok, khususnya yang menggunakan aksara Arab, Jawi–Pegon, dan Jejawen Sasak.
UIN Mataram menargetkan diri menjadi pusat pengetahuan baru yang mampu menyinergikan tradisi pesantren dengan transformasi sistem pendidikan nasional.
Ditjen Pesantren Disiapkan sebagai Lembaga Penggerak Transformasi
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menyampaikan bahwa pemerintah sedang memfinalisasi pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren yang telah mendapatkan persetujuan dari Presiden Prabowo Subianto.
Pembentukan Ditjen Pesantren dipandang sebagai bentuk penghargaan negara atas kontribusi historis pesantren dalam membina moral, keilmuan, dan kebangsaan.
Indonesia saat ini memiliki lebih dari 42 ribu pesantren dan 12,5 juta santri yang menjadi kekuatan sosial strategis dalam membentuk masa depan bangsa.
Empat program prioritas Ditjen Pesantren mencakup Program Pesantren Sehat dan Aman, peningkatan kompetensi vokasional santri, pemberdayaan kiai dan nyai, serta percepatan digitalisasi pesantren.
- Penulis :
- Gerry Eka








