
Pantau - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Timur mulai menerapkan kurikulum SNP Plus yang melampaui standar nasional sebagai upaya menyiapkan generasi emas yang mampu bersaing secara global.
Kurikulum ini dirancang untuk membekali siswa dengan keterampilan riset, penguasaan bahasa asing, dan daya saing internasional.
Peluncuran program ditandai dengan lokakarya sekolah bilingual di Balikpapan yang diikuti oleh 77 wakil kepala sekolah bidang kurikulum dari berbagai kabupaten dan kota.
Kolaborasi Internasional dan Pendekatan Pembelajaran Bilingual
Sekolah peserta berasal dari Samarinda (19), Balikpapan (7), Kutai Kartanegara (11), Berau (16), Penajam Paser Utara (9), Kutai Timur (5), Paser (4), Kutai Barat (4), dan Bontang (2).
SMA 10 Samarinda dan beberapa sekolah lainnya disiapkan sebagai pilot project untuk implementasi penuh SNP Plus yang akan dimulai pada tahun ajaran baru mendatang.
Program ini didukung oleh kerja sama antara Disdikbud Kalimantan Timur, Universitas Mulawarman, dan Adelaide University dari Australia untuk menjamin kualitas kurikulum.
Kurikulum SNP Plus mengadopsi pendekatan CLIL (Content and Language Integrated Learning) dan EMI (English as a Medium of Instruction), yang memungkinkan siswa belajar materi pelajaran sambil meningkatkan kemampuan bahasa Inggris.
Model ini diyakini mampu mendorong motivasi belajar, serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan analitis peserta didik.
Program SNP Plus menargetkan lulusan yang siap menempuh pendidikan tinggi di luar negeri dan mampu memasuki pasar kerja global.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur juga berkomitmen memperluas jangkauan sekolah dengan kelas internasional di masa mendatang.
- Penulis :
- Gerry Eka







