
Pantau - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan menjadikan Sentra Fauna Lenteng Agung sebagai percontohan kota global terkait penataan kawasan.
Penataan Kawasan Menyambut Kota Global Jakarta
Wali Kota Jakarta Selatan Muhammad Anwar menyatakan bahwa "pemerintah melakukan penataan dalam rangka menyambut kota global Jakarta. SDM dan sarana prasarana disiapkan, termasuk Sentra Fauna Lenteng Agung sebagai pilot project di Jakarta Selatan," ungkapnya.
Anwar sering meninjau lokasi tersebut untuk memonitor progres pembangunan menjelang peresmian oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.
Sentra Fauna Lenteng Agung dibangun sebagai lokasi binaan bagi pedagang Lokasi Sementara Barito yang dipindahkan.
Tujuan pemindahan adalah untuk mengembalikan fungsi taman dan trotoar serta mendukung pembangunan Taman Bendera Pusaka oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Anwar menjelaskan bahwa "saluran, taman, jembatan, trotoar, itu untuk sesuai dengan fungsinya kita kembalikan, dan pedagang kita naikkan tingkatnya menjadi lokasi binaan, dari lokasi sementara ke binaan," ujarnya.
Pemerintah Kota Jakarta Selatan juga berkomitmen membantu promosi serta sosialisasi bagi eks pedagang Barito.
Anwar mengatakan bahwa "nanti kita akan dorong masyarakat, ya, sosialisasi untuk datang ke tempat ini. Sambil berwisata, berbelanja, dan menikmati kuliner yang ada di sini," tuturnya.
Ia berharap pedagang segera membuka lapak karena lokasi dianggap strategis dengan banyak akses transportasi umum.
Struktur Zona dan Fasilitas Sentra Fauna
Sentra Fauna Lenteng Agung berdiri di lahan seluas 7.500 meter persegi dengan 2.000 meter persegi dialokasikan untuk eks pedagang Loksem JS 25, JS 26, JS 30, dan JS 96.
Kios di Sentra Fauna terbagi menjadi tiga zona utama yaitu Zona A berisi 22 kios kuliner, Zona C dan D berisi 74 kios pedagang burung dan pakan hewan, dan Zona E berisi 29 kios pedagang parsel dan kuliner.
Zona B yang direncanakan sebagai area amphitheater masih belum berproses.
- Penulis :
- Aditya Yohan








