
Pantau - Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Afriansyah Noor menyatakan bahwa Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) merupakan langkah strategis dalam menjawab tantangan ketenagakerjaan nasional.
Menurutnya, PBK adalah bentuk nyata komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui kerja sama lintas lembaga dan daerah.
“Pelatihan ini adalah bukti komitmen dan langkah strategis kita dalam menjawab tantangan ketenagakerjaan nasional,” ungkap Afriansyah Noor.
PBK digagas melalui kolaborasi antara Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Kemnaker dengan pemerintah daerah di berbagai wilayah.
Salah satu kerja sama yang telah direalisasikan adalah antara BBPVP Medan dan Pemerintah Kabupaten Toba.
Dalam kunjungannya ke Kabupaten Toba, Wamenaker juga membuka rekrutmen peserta Pelatihan Bahasa Jepang untuk dua skema, yakni caregiver dan food processing.
Program ini merupakan hasil kerja sama antara pihak Indonesia dengan Hinode General Welfare Group dari Jepang.
“Sebagai upaya memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan kualitas kompetensi tenaga kerja daerah, sekaligus membuka peluang penempatan tenaga kerja terampil ke Jepang,” ia mengungkapkan.
Strategi Kompetensi untuk Sektor Industri dan Wirausaha
BBPVP, termasuk yang ada di Medan, terus menjalankan tiga strategi utama dalam peningkatan kompetensi tenaga kerja.
Pertama, menyasar pemuda sebagai upaya menekan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) usia muda.
Kedua, menyelenggarakan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri agar tenaga kerja siap pakai.
Ketiga, membekali masyarakat dengan keterampilan wirausaha agar pekerja informal bisa naik kelas.
Wamenaker menilai, peran aktif pemerintah daerah dalam menggali potensi tenaga kerja lokal, jika dikolaborasikan dengan program pusat, dapat menciptakan ekosistem ketenagakerjaan yang inklusif dan berkelanjutan.
Ekosistem tersebut juga diyakini dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Afriansyah Noor, yang akrab disapa Ferry, turut menyoroti pentingnya peningkatan layanan kuliner di Kabupaten Toba.
Ia menilai, pengembangan sektor kuliner seperti kopi dan roti sangat relevan untuk mendukung status Kabupaten Toba sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas.
“Karena itu, pelatihan peracikan kopi dan pembuatan roti dinilai sangat relevan untuk membuka peluang usaha dan memperkuat sektor wisata,” ujar Ferry.
Melalui pelatihan coffee brewing dan bakery, para peserta dibekali dengan keterampilan teknis, kreativitas, dan pemahaman terhadap cita rasa lokal.
Kurangi Skill Mismatch, Cetak Tenaga Kerja Kompetitif
Program pelatihan ini dirancang untuk mengurangi skill mismatch antara keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan pasar kerja.
Dengan demikian, tenaga kerja Indonesia diharapkan lebih kompetitif baik di sektor industri maupun dalam dunia wirausaha.
- Penulis :
- Shila Glorya







