
Pantau - Indonesia Pendidikan harus menjadi ruang yang aman, bebas dari kekerasan, serta mengintegrasikan nilai-nilai hak asasi manusia (HAM), seperti kebebasan, kemanusiaan, dan keadilan. Namun, tantangan di sekolah masih terus ada, di antaranya kekerasan fisik, verbal, psikologis, dan bahkan seksual, yang masih terjadi di banyak sekolah di Indonesia. Selain itu, diskriminasi terhadap siswa dengan difabilitas, dari minoritas agama, gender, dan latar belakang ekonomi masih ditemukan.
Komitmen Kemendikdasmen untuk Pendidikan Bermutu
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) berkomitmen untuk mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua warga negara, termasuk mereka yang difabel, masyarakat adat, dan yang tinggal di daerah terpencil. Visi "Pendidikan Bermutu untuk Semua" menegaskan bahwa pendidikan berkualitas bukan hanya soal akademik, tetapi juga tentang inklusi, keadilan, dan penghormatan terhadap hak-hak peserta didik.
Pendekatan Pembelajaran Mendalam
Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, Kemendikdasmen menerapkan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning). Pendekatan ini menekankan pengalaman belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menyenangkan. Tujuannya adalah untuk menghasilkan pemahaman yang mendalam dan aplikatif yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Lingkungan Sekolah yang Aman dan Bebas dari Kekerasan
Namun, pendekatan pembelajaran ini hanya akan efektif jika diterapkan di lingkungan sekolah yang aman, bebas dari kekerasan dan pelanggaran HAM. Sekolah harus menjadi ruang yang aman, inklusif, dan bermartabat bagi semua siswa, tanpa terkecuali. Jaminan hukum terhadap hak asasi manusia dalam pendidikan telah dijamin dalam UUD 1945 dan berbagai undang-undang, namun praktik di sekolah perlu terus ditingkatkan agar benar-benar mencerminkan nilai-nilai tersebut.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Ahmad Yusuf








