
Pantau - Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni meresmikan proyek percontohan bioetanol berbasis aren di Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, sebagai bagian dari langkah menuju ketahanan energi nasional.
Proyek ini ditargetkan mulai memproduksi bioetanol secara komersial pada pertengahan tahun 2026, tepatnya antara bulan April hingga Mei.
"Di bulan April atau Mei (2026) sudah akan ada etanol yang diproduksi dan nanti disalurkan oleh Pertamina Patra Niaga ke pom bensin yang ada di sekitar Garut dulu, nanti juga berkembang ke tempat-tempat lain," ungkap Raja Juli Antoni.
Kerja Sama Multisektor untuk Ketahanan Energi
Proyek percontohan bioetanol aren ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Kehutanan, PT Pertamina, Kementerian ESDM, Kementerian Investasi, BRIN, serta sejumlah mitra lainnya.
Pabrik akan menggunakan bahan baku dari pohon aren yang tumbuh di wilayah sekitar Kamojang.
Direktur Utama Pertamina New and Renewable Energy, John Anis, menyatakan bahwa target awal produksi adalah 300 liter bioetanol per hari.
Produksi tersebut akan ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai 30 ribu kiloliter per tahun.
Respons Pemerintah terhadap Arahan Presiden
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menegaskan bahwa proyek ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto.
"Sekali lagi apa yang diceritakan Pak Presiden Prabowo Subianto, kami sebagai pembantu mulai laksanakan tadi pabrik sudah 'groundbreaking'," ia mengungkapkan.
Menurutnya, Presiden telah lama melihat potensi besar pohon aren sebagai sumber energi terbarukan sejak tahun 2004.
Presiden menyebut aren sebagai "pohon ajaib, harta karun Indonesia", yang kini mulai dibuktikan melalui pabrik percontohan ini.
Saat ini, menurut Menhut, sudah ada proof of concept untuk mendukung pernyataan Presiden tersebut.
Distribusi awal bioetanol dari pabrik akan dilakukan oleh PT Pertamina Patra Niaga ke SPBU kecil di Kabupaten Garut, dan akan diperluas seiring peningkatan produksi.
- Penulis :
- Arian Mesa







