
Pantau - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi meluncurkan program “Jakarta Siaga Stroke” sebagai langkah strategis untuk menanggulangi penyakit stroke yang menjadi penyebab kematian tertinggi kedua di dunia.
Edukasi dan Respons Cepat Jadi Fokus Penanganan
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, menyatakan bahwa program ini tidak hanya mengedepankan kesiapan sistem kesehatan dalam merespons kondisi darurat, tetapi juga mendorong peningkatan kesadaran masyarakat terhadap gejala awal stroke.
“Kami ingin berupaya untuk memastikan bahwa setiap warga memiliki pengetahuan, memiliki akses dan layanan yang memadai ketika untuk menghadapi risiko stroke,” ujarnya.
Program “Jakarta Siaga Stroke” menekankan pentingnya koordinasi cepat antara fasilitas kesehatan, layanan gawat darurat, dan tenaga medis terlatih.
Detik-detik awal saat stroke terjadi disebut sebagai golden period, yaitu dalam kurun waktu kurang dari 4,5 jam sejak gejala muncul.
Penanganan yang tepat dalam periode emas ini dapat mencegah kerusakan otak yang lebih luas dan sangat menentukan kualitas hidup pasien setelahnya.
Sistem rujukan yang responsif, ketersediaan alat diagnostik yang memadai, serta layanan rehabilitasi jangka panjang menjadi bagian dari strategi penanganan terpadu yang dikembangkan dalam program ini.
Jakarta Hadapi Tingginya Kasus Stroke dengan Pendekatan Terpadu
Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi DKI Jakarta, Ali Maulana Hakim, menegaskan bahwa peluncuran program ini mencerminkan keseriusan pemerintah daerah dalam menghadapi ancaman stroke.
“Kami berharap dengan 'Jakarta Siaga Stroke', pencegahan melalui edukasi yang masif ke seluruh warga, perlunya deteksi dini dan respon cepat (penanganan),” ungkapnya.
Secara global, stroke menyebabkan kematian sekitar 7 juta orang setiap tahunnya.
Penyakit ini masih menjadi penyebab kematian terbesar kedua di dunia.
Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stroke secara nasional mencapai 8,3 persen.
DKI Jakarta sendiri, dengan jumlah penduduk lebih dari 11,7 juta jiwa, mencatat sebanyak 24.981 kasus stroke.
Melalui program “Jakarta Siaga Stroke”, Pemprov DKI Jakarta berharap dapat menekan angka kejadian dan kematian akibat stroke melalui sistem layanan kesehatan yang lebih siap dan masyarakat yang lebih waspada.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Ahmad Yusuf







