
Pantau - Pemerintah pusat meminta kementerian, lembaga teknis, dan pemerintah daerah segera mengaktifkan mekanisme penggunaan dana tak terduga guna mempercepat penanganan bencana hidrometeorologi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Langkah ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno dalam konferensi pers usai rapat terbatas di Kantor BNPB, Jakarta, Kamis (27/11/2025).
Pemerintah juga memberikan keleluasaan kepada pemerintah daerah untuk melakukan pergeseran anggaran agar respons tanggap darurat tidak terhambat prosedur administratif.
"BNPB bisa menggunakan Dana Siap Pakai. Secara administratif dan keuangan tidak ada masalah untuk deployment dukungan infrastruktur maupun bantuan lain yang dibutuhkan," ungkap Pratikno.
Kebijakan ini mencakup seluruh wilayah terdampak bencana, termasuk daerah-daerah yang kini menetapkan status darurat bencana.
Pemerintah Dorong Akselerasi Identifikasi Kebutuhan Mendesak
Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri menyatakan bahwa daerah diberikan wewenang untuk mengalihkan pos anggaran demi mempercepat respons tanggap darurat.
"Untuk pergeseran alokasi-anggaran di daerah juga dibuka. Ini adalah masalah kemanusiaan yang harus kita selesaikan secepat-cepatnya, semaksimal mungkin," ia mengungkapkan.
Dalam rapat terbatas tersebut, para kepala daerah diminta segera mengidentifikasi kebutuhan paling mendesak di wilayah masing-masing.
Kebutuhan tersebut meliputi logistik, akses pergerakan tim SAR, perbaikan sementara infrastruktur vital, serta dukungan layanan publik bagi pengungsi.
Pemerintah menegaskan bahwa koordinasi lintas instansi terus diperkuat untuk memastikan percepatan pemulihan bagi warga terdampak.
Evaluasi kondisi lapangan dilakukan setiap hari oleh pemerintah pusat, meliputi perkembangan cuaca, situasi pengungsian, dan kebutuhan rehabilitasi awal.
Bencana Diperparah Siklon Tropis, 13 Wilayah Sumut Terdampak
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa hujan ekstrem yang terjadi di wilayah Sumatera disebabkan oleh Siklon Tropis Senyar.
Siklon ini berasal dari bibit Siklon Tropis 95B yang terbentuk sejak 21 November 2025 di perairan timur Aceh, tepatnya di Selat Malaka.
Dampaknya, hujan intens terjadi setiap hari dan memicu banjir bandang serta tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Bencana tersebut menyebabkan kerusakan signifikan, dengan data korban jiwa, luka-luka, dan kerusakan infrastruktur yang masih terus diperbarui oleh tim gabungan di lapangan.
Laporan sementara dari Pusdalops BNPB pada Kamis sore menyebutkan bahwa banjir bandang dan longsor telah meluas ke 13 kabupaten/kota di Sumatera Utara.
Wilayah terdampak di Sumatera Utara mencakup Kabupaten Langkat, Tapanuli Tengah, Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, serta empat kota lainnya.
Di Sumatera Barat, wilayah terdampak antara lain Agam, Padang Pariaman, Bukittinggi, Solok, dan Padang.
Sementara itu, di Provinsi Aceh, 10 dari 23 kabupaten/kota telah menetapkan status darurat bencana banjir.
Sebanyak 1.497 jiwa dilaporkan mengungsi dan dua warga meninggal dunia akibat bencana tersebut.
- Penulis :
- Shila Glorya







