Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Gubernur Papua Barat Daya Tutup Sementara Dapur MBG di Waisai Usai 80 Warga Diduga Keracunan

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Gubernur Papua Barat Daya Tutup Sementara Dapur MBG di Waisai Usai 80 Warga Diduga Keracunan
Foto: Gubernur Elisa Kambu saat berkunjung ke Raja Ampat untuk menjenguk puluhan pasien keracunan MBG di Waisai, Selasa 2/12/2025 (sumber: ANTARA/Yuvensius Lasa Banafanu)

Pantau - Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, menutup sementara operasional Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) 01 Waisai setelah puluhan siswa dan warga mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin, 1 Desember 2025.

Penutupan diumumkan langsung oleh Gubernur saat menjenguk para korban di RSUD Waisai pada Selasa, 2 Desember 2025.

Dalam kunjungan tersebut, Gubernur didampingi oleh Kapolda Papua Barat Daya Brigjen Pol Gatot Haribowo dan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).

Gubernur Elisa Kambu memeriksa kondisi para pasien di ruang rawat dan berdialog langsung dengan orang tua siswa serta tenaga medis.

"Kami memastikan seluruh pasien ditangani dengan baik, dan pemerintah memantau langsung proses perawatannya," ungkapnya.

Usai dari rumah sakit, Gubernur Elisa Kambu menuju ke Dapur SPPG 01 Waisai, lokasi produksi MBG untuk sekolah-sekolah di Kabupaten Raja Ampat.

Ia meninjau langsung kebersihan serta standar pengolahan makanan di dapur tersebut.

Gubernur kemudian memutuskan menutup sementara dapur itu selama satu hingga dua hari ke depan.

Penutupan dilakukan sambil menunggu hasil uji laboratorium makanan dan rekomendasi dari Badan Gizi Nasional (BGN).

Ia menegaskan bahwa keamanan pangan anak sekolah merupakan prioritas utama pemerintah daerah.

"Setiap fasilitas produksi MBG wajib memenuhi standar higienitas," ia mengungkapkan.

"Itu perlu diperhatikan supaya program ini benar-benar berjalan baik dan berdampak positif terhadap anak didik," ujarnya menambahkan.

Proses Penyelidikan dan Evaluasi Program MBG

Kapolda Papua Barat Daya Brigjen Pol Gatot Haribowo menyatakan bahwa proses penyelidikan tengah berjalan.

"Polres Raja Ampat tengah melakukan penyelidikan menyeluruh, baik terhadap pengelola maupun pemeriksaan laboratorium atas makanan itu. Sampelnya sudah dikirim," ungkapnya.

Insiden ini menyebabkan 80 orang mengalami gejala seperti muntah, demam, diare, dan nyeri perut setelah mengonsumsi MBG.

Data dari Satgas MBG mencatat jumlah korban berasal dari berbagai sekolah dan kalangan warga, yakni:

  • SD YPK: 31 siswa
  • SMP YPK Alfa Omega: 25 siswa
  • SD Negeri 29: 11 siswa
  • SMK Bukit Zaitun: 6 siswa
  • MTS LIM: 2 siswa
  • SMP Negeri 14: 1 siswa
  • Pekerja bangunan SMK Bukit Zaitun: 3 orang
  • Anak keluarga guru SMK YPK Alfa Omega: 1 orang

Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya bersama Satgas BGN MBG akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program MBG di Kabupaten Raja Ampat.

Evaluasi ini bertujuan untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.

Penulis :
Shila Glorya