
Pantau - Menteri Agama Nasaruddin Umar berangkat ke Arab Saudi pada Selasa, 2 Desember 2025, dari Bandara Soekarno Hatta untuk menghadiri pertemuan rutin Forum Yayasan Hadis Arab Saudi.
Dalam forum tersebut, Menag diundang untuk menyampaikan pandangan strategis mengenai arah pengembangan keilmuan, khususnya ilmu hadis agar tetap relevan dengan dinamika kehidupan modern.
Nasaruddin Umar menjadi satu-satunya tokoh Muslim non-Arab dalam tim yang beranggotakan tujuh orang.
Ia dipilih sebagai perwakilan Indonesia karena negara ini memiliki populasi Muslim terbesar di dunia serta tradisi keilmuan Islam yang inklusif dan progresif.
Pihak Kerajaan Arab Saudi menilai Indonesia memiliki pengalaman kuat dalam pengembangan studi keagamaan, penguatan literasi hadis, serta pengembangan ilmu sosial keislaman yang efektif.
Praktik kerukunan dan toleransi beragama di Indonesia juga dianggap dapat menjadi rujukan penting bagi negara lain, terutama dalam menghadapi tantangan era digital.
"Kita dipercaya karena pengalaman Indonesia dalam membangun keilmuan Islam. Padahal kita adalah negara terjauh dari pusat kelahiran Islam. Indonesia mampu mengejarkan sebuah ilmu sosial yang sangat bagus. Dengan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti kajian hadist, yang dinilai sangat efektif", ungkapnya.
Diskusi dengan Ulama Mekah dan Isu Keislaman Kontemporer
Selain menghadiri forum, Menag juga dijadwalkan berdiskusi dengan sejumlah ulama besar di Kota Mekah.
Topik diskusi meliputi isu-isu kontemporer seperti integrasi teknologi informasi, kecerdasan buatan (artificial intelligence), serta penerapan etika dan nilai moral dalam perkembangan sains modern.
"Artifisial diharapkan mampu bagaimana kita memberikan moral direction terhadap perkembangan. Supaya nanti kita menciptakan khairat umat atau umat yang bisa menyelamatkan diri di tengah bentangan sains dan teknologi yang canggih. Tetapi pada saat yang bersama tetap anak-anak yang di depan itu soleh atau solehah tentu sangat bagus", ia mengungkapkan.
Pihak Arab Saudi juga sedang mengkaji kemungkinan pengembangan laboratorium sejarah dan hadis.
Laboratorium ini diharapkan nantinya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia dan kawasan Asia secara luas.
- Penulis :
- Arian Mesa







