
Pantau - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menyatakan bahwa Indonesia memiliki peluang ekonomi besar hingga Rp60 triliun dari penyediaan makanan bagi jemaah haji dan umrah, yang saat ini sebagian besar masih disuplai oleh negara lain.
Pemerintah telah membentuk kelompok kerja (pokja) khusus untuk menangani berbagai aspek penyelenggaraan haji dan umrah, dengan suplai makanan menjadi prioritas utama.
"Untuk makanan saja, kita punya 221 ribu haji dan 1,7 juta pelaku ibadah umrah. Nilainya bisa mencapai Rp50 triliun–Rp60 triliun. Nah ini sekarang, sebagian besar itu disuplai oleh negara lain. Ini akan kita coba bagaimana agar kita bisa mensuplai," ujar Zulhas.
Perputaran Ekonomi Bisa Berpindah ke Dalam Negeri
Zulhas menjelaskan bahwa selama ini, perputaran dana triliunan rupiah untuk konsumsi jemaah terjadi di luar negeri, terutama di Arab Saudi.
Jika Indonesia mampu mulai memasok kebutuhan makanan bagi jemaah, maka perputaran ekonomi tersebut akan terjadi di dalam negeri dan menguntungkan pelaku usaha lokal.
Pemerintah tengah menyusun langkah agar suplai makanan bisa dimulai dari sebagian kebutuhan terlebih dahulu, lalu secara bertahap diperluas sesuai dengan kapasitas industri pangan nasional.
Upaya ini juga diperkirakan bisa menekan biaya penyelenggaraan haji karena harga produk dari Indonesia berpotensi lebih murah.
"Kan uangnya ini kan, masuk ke sana (Arab Saudi) tuh. Nah kalau ini (suplai dari Indonesia), masuk ke sini. Kalau di sana harganya 2 dolar AS, di sini mungkin 1,8 dolar AS, bisa lebih murah kan berarti ongkosnya," imbuh Zulhas.
Kemendag dan BPKH Dorong Ekspor Produk Haji dan Umrah
Sejalan dengan inisiatif tersebut, pada Oktober 2025 Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) untuk memperluas ekspor produk Indonesia ke Arab Saudi guna memenuhi kebutuhan jemaah haji dan umrah.
Menteri Perdagangan, Budi Santoso, menyebut kerja sama itu sebagai langkah strategis untuk memperluas pasar ekspor nasional di sektor haji dan umrah.
"Kita nanti membantu mencarikan suplier, suplier dari perusahaan-perusahaan Indonesia yang siap untuk mendukung kebutuhan-kebutuhan jamaah di sana," kata Budi.
Dengan jumlah jemaah haji dan umrah dari Indonesia yang mencapai lebih dari dua juta orang per tahun, sektor ini menjadi pasar potensial untuk produk makanan, bumbu, dan perlengkapan ibadah dari Indonesia.
Tak hanya untuk jemaah Indonesia, produk lokal juga memiliki peluang dimanfaatkan oleh jemaah dari negara lain yang berada di Arab Saudi.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf







