
Pantau - Pemerintah menegaskan bahwa penanganan korban banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat menjadi prioritas utama saat ini, dibanding memperdebatkan penetapan status bencana nasional.
Seluruh sumber daya nasional telah dikerahkan untuk mempercepat proses evakuasi, distribusi bantuan, dan pemulihan pascabencana di tiga provinsi terdampak.
Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menyatakan bahwa pemerintah bekerja sama erat dengan pemerintah daerah, TNI, Polri, dan unsur terkait lainnya agar seluruh kebutuhan korban dapat terpenuhi.
"Yang paling penting adalah penanganannya. Penanganannya. Saudara-saudara tadi sudah bisa lihat bahwa semenjak terjadinya bencana di Aceh, Sumatera Utara maupun juga Sumatera Barat, seluruh sumber daya nasional bekerja keras untuk melakukan penanganan," ungkapnya.
Penetapan Status Bencana Masih Dipertimbangkan
Hingga saat ini, status bencana nasional belum ditetapkan karena keputusan tersebut memerlukan banyak pertimbangan strategis.
"Jadi berkenaan dengan masalah status itu, banyak pertimbangan. Dan sampai hari ini, kita merasa pemerintah merasa bahwa dengan penanganan yang cukup masif, semua sumber daya nasional dikerahkan, nah itu sementara pilihan yang diambil," ia menegaskan.
Meski demikian, Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan seluruh kementerian dan lembaga terkait untuk memberikan dukungan penuh kepada pemerintah daerah, termasuk dalam bentuk bantuan anggaran.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno, menyampaikan bahwa Presiden Prabowo ingin penanganan bencana ini dilakukan secara nasional dan menjadi prioritas utama pemerintah.
"Presiden memberikan instruksi agar situasi ini diperlakukan sebagai prioritas nasional, termasuk jaminan bahwa dana dan logistik nasional tersedia secara penuh, secara total, salah satunya pada saat (masa) tanggap darurat ini menggunakan Dana Siap Pakai," ungkap Pratikno.
Korban Jiwa dan Dampak Bencana
Banjir bandang dan longsor terjadi secara bersamaan di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat pada Selasa, 25 November 2025.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 3 Desember 2025, jumlah korban jiwa akibat bencana ini telah mencapai 804 orang.
Selain itu, sebanyak 634 orang masih dinyatakan hilang dan dalam proses pencarian oleh tim gabungan SAR dan relawan setempat.
- Penulis :
- Arian Mesa







