Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

PKSPL IPB dan Warga Anambas Tebar Kepiting Bakau untuk Pulihkan Ekosistem dan Tingkatkan Ekonomi Pesisir

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

PKSPL IPB dan Warga Anambas Tebar Kepiting Bakau untuk Pulihkan Ekosistem dan Tingkatkan Ekonomi Pesisir
Foto: (Sumber : Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University bersama Kelompok Masyarakat Desa Temburun, Kecamatan Siantan Timur, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau menebar kembali (restocking) kepiting bakau (scylla serrata) di kawasan Pantai Senggalong, Kabupaten Kepulauan Anambas. ANTARA/HO-IPB.)

Pantau - Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University bersama Kelompok Masyarakat (Pokmas) Desa Temburun, Kecamatan Siantan Timur, Kabupaten Kepulauan Anambas, melakukan penebaran kembali (restocking) kepiting bakau (Scylla serrata) di kawasan Pantai Senggalong.

Penebaran dilakukan setelah kepiting-kepiting tersebut dipelihara dalam wadah khusus di area pesisir yang memiliki hutan mangrove yang mulai pulih usai mengalami kerusakan akibat abrasi laut.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program penelitian dan pengabdian masyarakat PKSPL IPB University yang bertujuan mendukung konservasi sumber daya pesisir berbasis komunitas secara berkelanjutan.

Fokus utama kegiatan ini adalah pemeliharaan dan pemulihan populasi kepiting bakau, yang bernilai ekonomi tinggi dan berperan penting dalam keseimbangan ekosistem mangrove.

Pendekatan Ilmiah dan Kearifan Lokal untuk Konservasi Berkelanjutan

Kolaborasi ini diwakili oleh Dr Irzal Effendi dan Muhammad Qustam Sahibuddin, MSi dari PKSPL IPB University.

Dr Irzal Effendi menekankan bahwa keberhasilan program sangat bergantung pada komitmen masyarakat dalam menjaga habitat kepiting bakau secara aktif dan berkelanjutan.

Kepiting yang dilepaskan ke alam telah diberi penanda (tagging) guna memantau arah dan jangkauan jelajahnya serta mengkaji pertumbuhan dan reproduksi spesies tersebut.

Monitoring populasi dilakukan bersama masyarakat melalui kelompok Pokmas dengan sistem insentif, termasuk pelacakan cangkang bekas molting.

Perwakilan Pokmas Desa Temburun, Hasmadi, menyampaikan apresiasinya terhadap pendampingan yang diberikan oleh IPB University.

"Kami menyambut baik bantuan dan pendampingan dari IPB University. Kegiatan ini memberikan kami pengetahuan baru tentang cara budi daya dan konservasi yang benar. Kami berkomitmen menjaga wilayah ini, karena kepiting bakau adalah masa depan mata pencaharian kami," ungkapnya.

Dalam waktu 6 hingga 12 bulan ke depan, diharapkan populasi kepiting bakau di Pantai Senggalong akan meningkat secara signifikan.

Kondisi tersebut diharapkan berdampak langsung terhadap peningkatan hasil tangkapan nelayan, baik untuk konsumsi lokal maupun penyediaan benih secara berkelanjutan.

Selama ini, praktik budi daya di wilayah tersebut masih bergantung pada benih hasil tangkapan dari alam atau fisheries-based aquaculture.

Dr Irzal menyatakan, "Melalui pendekatan ilmiah dari IPB University dan kearifan lokal Pokmas, kami bisa memastikan ekosistem Kepulauan Anambas tetap lestari dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat."

Kontribusi Indonesia dalam Produksi Kepiting Bakau Dunia

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan mencatat bahwa Indonesia merupakan salah satu produsen utama kepiting bakau dunia.

Dalam booklet Profil Pasar Kepiting yang diterbitkan pada Desember 2023, disebutkan bahwa pada tahun 2021 Indonesia memproduksi 18.232 ton kepiting bakau, setara 14 persen dari total produksi global.

Sementara itu, pada tahun 2022, produksi kepiting bakau Indonesia mencapai 14.214 ton dengan nilai mencapai Rp986 miliar.

Penulis :
Ahmad Yusuf