
Pantau - Sebanyak 40 calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) dengan keahlian sebagai terapis spa resmi diberangkatkan ke Maladewa oleh Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin dan Wakil Menteri P2MI Christina Aryani.
Pelatihan Intensif di Denpasar, Siap Terjun ke Industri Spa Global
Mukhtarudin menyampaikan bahwa para calon PMI ini telah menjalani pendidikan kilat selama satu bulan sebelum diberangkatkan.
"Mereka sudah satu bulan mengikuti pendidikan kilat (diklat)", ungkapnya.
Para peserta memiliki keahlian khusus dalam bidang kebugaran fisik dan mental (wellness), mencakup teknik pemijatan, penyembuhan, hingga relaksasi.
Pelatihan dilakukan secara intensif di Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar.
Seluruh biaya pelatihan dan akomodasi ditanggung oleh pemerintah.
Materi pelatihan tidak hanya mencakup teknik pijat, tetapi juga keterampilan meracik minyak aromaterapi.
Pelatihan ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui BDI Denpasar, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melalui Poltekpar Bali, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker RI), dan sejumlah Lembaga Pelatihan Kerja (LPK).
Wakil Menteri Christina Aryani menyatakan bahwa program ini merupakan proyek percontohan yang bisa direplikasi di daerah lain di Indonesia.
"Ke depan ini bisa diduplikasi di wilayah kerja BP3MI sebagai cabang kami di daerah, agar lebih banyak masyarakat mendapatkan kesempatan", ujarnya.
Penempatan Bertahap, Target Negara Baru: Turki
Kepala BP3MI Bali, Anak Agung Gde Indra Hardiawan, menyampaikan bahwa peserta pelatihan dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu terapi lanjutan dan terapi kontrak pertama kali.
"Untuk segmen spa lanjutan periode Desember ini ada delapan peserta sudah diterima di beberapa perhotelan di Maladewa dan secara bertahap menyusul ditempatkan pada Maret 2026", jelasnya.
Peserta program berasal dari berbagai daerah, antara lain Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Sulawesi Selatan.
Salah satu peserta, Felicia Patricia Harly dari Sulawesi Selatan, menyebutkan bahwa ia telah dibekali pelatihan menyeluruh seperti teknik pijat ala Bali, lulur, perawatan wajah, dan boreh.
"Saya rencana ikut kontrak dua tahun di Maladewa", ia mengungkapkan.
Selain Maladewa, pemerintah juga sedang menjajaki kerja sama penempatan PMI terapis spa ke negara lain, seperti Turki.
Christina Aryani menegaskan kesiapan tenaga terapis Indonesia untuk bersaing di pasar global.
"Terapis spa RI siap bersaing di pasar kerja internasional", ujarnya dalam kesempatan lain.
Kementerian P2MI juga menyediakan situs resmi siskop2mi.bp2mi.go.id sebagai pusat informasi bagi masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri secara legal.
- Penulis :
- Shila Glorya








