
Pantau - Ketua DPR RI Puan Maharani menerima kunjungan resmi Ketua Komite Nasional Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat Tiongkok (CPPCC), Wang Huning, di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/12/2025) pukul 16.23 WIB.
Wang Huning datang bersama delegasi setelah sebelumnya bertemu dengan Ketua MPR RI dan disambut langsung oleh Puan Maharani.
Setelah memperkenalkan anggota DPR yang hadir, Puan mendampingi Wang Huning menandatangani piagam kehadiran sebagai tanda kunjungan resmi.
Keduanya kemudian menggelar pertemuan bilateral selama 30 menit yang berlangsung dalam suasana hangat dan bersahabat.
Komitmen Strategis Indonesia–Tiongkok
Puan membuka pertemuan dengan ucapan hangat, "Yang Mulia H.E. Wang Huning, selamat datang di DPR RI. Saya sangat gembira bisa bertemu kembali dengan Yang Mulia, sejak pertemuan kita di Beijing pada bulan Mei tahun lalu. Saya berterima kasih Yang Mulia dapat membalas kunjungan kami tersebut," ungkapnya.
Ia menyebut kunjungan Wang sebagai bentuk komitmen Tiongkok dalam memperkuat hubungan strategis dengan Indonesia.
"Kunjungan Yang Mulia adalah cermin komitmen Tiongkok untuk terus mengembangkan kerja sama strategis dengan Indonesia. Yakinlah Yang Mulia, bahwa kami di DPR RI juga memiliki komitmen yang sama," ujarnya.
Puan juga menyinggung isu strategis nasional dan global, termasuk bencana banjir dan longsor di Asia Tenggara serta konflik geopolitik di Timur Tengah.
"Yang Mulia, krisis iklim dan konflik geopolitik terus menjadi perhatian kita. Bagi Indonesia, krisis iklim sudah pada tahap yang sangat mengkhawatirkan. Banjir dan longsor saat ini melanda berbagai wilayah di Indonesia," ucapnya.
Ia mendorong komitmen internasional yang lebih serius untuk menghadapi krisis iklim.
"Semua negara perlu lebih serius mengimplementasikan komitmen bersama, sesuai kapasitas masing-masing, agar dampak krisis iklim tidak makin meluas," tegas Puan.
Ia juga mendorong penyelesaian damai terhadap konflik-konflik global seperti di Timur Tengah, Semenanjung Korea, dan perang Rusia–Ukraina.
"Kami yakin solusi damai yang permanen hanya dapat terwujud melalui kerja sama internasional," tegasnya.
Indonesia juga menyatakan kesiapan mendukung perjuangan Palestina melalui Solusi Dua Negara.
"Termasuk untuk menghentikan Genosida di Palestina, dan mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina melalui Solusi Dua Negara," kata Puan.
Perluasan Kerja Sama Multisektor dan People-to-People Contact
Puan menyebut hubungan diplomatik Indonesia–Tiongkok telah terjalin selama 75 tahun dan menilai Tiongkok sebagai mitra strategis baik secara regional maupun global.
Ia menyampaikan bahwa Presiden Prabowo telah melakukan kunjungan kenegaraan ke Beijing pada September 2025 dalam rangka memperingati 80 tahun kemenangan rakyat Tiongkok.
Puan menekankan pentingnya momentum kerja sama pasca kunjungan Perdana Menteri Li Qiang ke Indonesia pada Mei 2025.
DPR RI, lanjutnya, telah membentuk kembali Grup Kerja Sama Bilateral Indonesia–Tiongkok periode 2024–2029 sebagai sarana dialog lintas sektor.
Hubungan kedua negara juga terlihat dalam kerja sama di forum multilateral, seperti keterlibatan Tiongkok sebagai observer di ASEAN Interparliamentary Assembly (AIPA) dan keikutsertaannya dalam BRICS Parliamentary Forum ke-11 di Brasilia, Juni 2025.
"Dalam dunia yang semakin terpolarisasi, forum-forum internasional seperti ASEAN dan BRICS memiliki peran penting memperkuat sistem internasional yang berbasis pada keadilan serta kesetaraan," ujarnya.
Dalam bidang ekonomi, Puan mengapresiasi kemitraan yang terus tumbuh dengan nilai perdagangan sebesar USD 147,8 miliar dan investasi Tiongkok mencapai USD 8,2 miliar pada 2024.
Ia juga menyebutkan bentuk kerja sama ekonomi yang mencakup transaksi mata uang lokal serta pengembangan industri.
"Saya berharap Indonesia dan Tiongkok dapat terus membangun dan mengembangkan kerja sama yang konstruktif untuk kemajuan ekonomi dan kesejahteraan kedua negara. Sekaligus turut berkontribusi untuk kemajuan ekonomi negara-negara berkembang atau Global South," ungkap Puan.
Ia menyebutkan sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi hijau, industri manufaktur, dan ekonomi digital sebagai bidang prospektif.
"Kami percaya, dengan kolaborasi dan alih teknologi, kita dapat menciptakan nilai tambah tinggi di sektor-sektor strategis tersebut," jelasnya.
Puan menekankan pentingnya pertukaran pengetahuan antar parlemen dan efektivitas implementasi berbagai kesepakatan bilateral.
Ia juga menyoroti pentingnya kerja sama antar-masyarakat sebagai fondasi kemitraan.
"Yang Mulia, saya memandang bahwa kerja sama antar-masyarakat adalah fondasi dari suksesnya kemitraan Indonesia dan Tiongkok. Saya ingin lebih banyak lagi beasiswa, pertukaran pelajar, mahasiswa, dan peneliti antara kedua negara," katanya.
Ia menambahkan, "Tidak kalah pentingnya, kita perlu mendorong pembelajaran bahasa dan kebudayaan masing-masing. Pusat-pusat studi budaya dan language center akan memperkaya upaya people-to-people contact yang telah ada."
Dalam sektor pariwisata, Puan menilai potensi kedua negara sangat besar dan saling melengkapi.
Ia meyakini peningkatan arus wisatawan akan mempererat hubungan dan saling mengenalkan budaya masing-masing.
Di akhir pertemuan, Puan menyampaikan apresiasi atas kunjungan Wang ke DPR, MPR, dan DPD RI.
"Yang Mulia, saya sangat berterima kasih atas diskusi yang produktif ini. Saya harap persahabatan Indonesia dan Tiongkok akan selalu terjaga dan semakin erat di masa depan," tutup Puan.
- Penulis :
- Shila Glorya






