
Pantau - Pemerintah bergerak cepat dalam menangani dampak bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sejak akhir November 2025, dengan fokus pada pemulihan infrastruktur, layanan publik, serta penguatan mitigasi bencana.
Kondisi Awal Bencana dan Kerusakan
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 2 Desember 2025, bencana telah menewaskan 708 orang.
Putusnya akses jalan, jembatan, serta aliran listrik menyebabkan wilayah-wilayah terisolasi, sehingga memperlambat distribusi bantuan dan proses evakuasi.
Upaya Pemerintah Pusat: Telekomunikasi hingga Infrastruktur
1. Pemulihan Telekomunikasi
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) berhasil memulihkan 707 dari 2.463 menara BTS dalam waktu 24 jam.
Internet satelit SATRIA-1 dipasang di 14 titik darurat di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
Menteri Kominfo Meutya Hafid menyampaikan:
95% BTS di Sumbar telah pulih
90% di Sumut sudah aktif kembali
Aceh masih terganggu, dengan 60% BTS belum aktif akibat listrik belum normal
2. Pemulihan Infrastruktur Darat
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memprioritaskan pembukaan jalur darat, terutama di Pantai Utara – Tapanuli, serta pemasangan Jembatan Bailey di lokasi strategis.
Jika kekurangan alat berat terjadi, PUPR akan mengirim dukungan dari provinsi tetangga seperti Riau, Bengkulu, dan Lampung.
3. Dukungan untuk Pendidikan
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menyalurkan bantuan awal berupa:
Pembersihan sekolah
Penyediaan buku dan alat belajar
Penggantian alat pembelajaran yang rusak, termasuk papan interaktif digital (PID)
4. Evaluasi Tata Ruang dan Lingkungan
Kementerian ATR/BPN dan KLHK akan mengevaluasi ulang pemanfaatan ruang agar sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Langkah ini bertujuan mengurangi risiko bencana di masa depan melalui tata kelola lahan yang lebih berkelanjutan.
Dukungan Nasional dan Distribusi Logistik
BNPB bersama TNI, Polri, dan berbagai kementerian fokus pada lima prioritas tanggap darurat, yaitu:
Pencarian dan evakuasi korban
Distribusi logistik bagi masyarakat
Pembukaan akses jalan
Pemulihan jaringan komunikasi
Pemulihan listrik dan ketersediaan BBM
Untuk mempercepat distribusi bantuan, dikerahkan:
40 helikopter BNPB
10 helikopter TNI dan Polri
Helikopter-helikopter ini mengangkut 25–35 ton bantuan per hari ke posko dan kantong pengungsian.
TNI juga aktif menyalurkan bantuan dengan berjalan kaki ke lokasi-lokasi yang masih terisolasi akibat kerusakan akses darat.
Kesimpulan: Respons Terkoordinasi dan Fokus Jangka Panjang
Pemerintah pusat menunjukkan komitmen all out dalam memulihkan wilayah terdampak bencana di Sumatera.
Koordinasi lintas kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah terus ditingkatkan.
Fokus pemulihan mencakup jangka pendek seperti pembukaan akses dan distribusi logistik, serta jangka panjang berupa pembangunan infrastruktur, pemulihan layanan publik, dan penguatan sistem mitigasi bencana nasional.
- Penulis :
- Gerry Eka








