
Pantau - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengirimkan Satuan Tugas (Satgas) Kemanusiaan untuk membantu pemulihan bencana banjir bandang dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
Satgas ini membawa bantuan logistik dan dukungan teknis untuk masyarakat terdampak.
Rektor ITS, Prof Dr (HC) Ir Bambang Pramujati ST MScEng PhD, menyampaikan bahwa misi ini juga ditujukan untuk mendukung mahasiswa ITS yang terdampak bencana.
"Beberapa mahasiswa yang berasal dari daerah-daerah terdampak bencana tersebut mengalami kerusakan rumah hingga kehilangan mata pencaharian keluarganya. Kami ingin memastikan mereka tetap dapat melanjutkan pendidikan tanpa terbebani kondisi keluarga yang sedang berduka," ungkapnya saat acara pelepasan Satgas di Kampus ITS, Senin.
Mahasiswa dan Tendik Jadi Prioritas Bantuan
ITS mencatat terdapat 139 mahasiswa yang berasal dari wilayah terdampak bencana.
Lima di antaranya mengalami dampak berat sehingga memerlukan pendampingan khusus serta dukungan pembiayaan kuliah.
Proses asesmen dilakukan dengan verifikasi data keluarga secara menyeluruh.
ITS juga memberikan pendampingan psikososial kepada mahasiswa yang sedang dalam masa pemulihan.
Bantuan juga disalurkan kepada dosen dan tenaga kependidikan (tendik) yang terdampak.
Penggalangan donasi melibatkan Yayasan Manarul Ilmi, Pengurus Pusat Ikatan Alumni (IKA) ITS, Satgas ITS, perusahaan alumni, dan komunitas sekolah mitra.
Total dana yang terkumpul mencapai sekitar Rp300 juta.
Bantuan diwujudkan dalam bentuk tujuh ton beras, ratusan kilogram minyak goreng dan gula, mi instan, pembalut wanita, garam, dan perlengkapan bayi.
Barang bantuan lainnya termasuk lima unit Starlink, genset, lampu penerangan, 10.000 tablet vitamin, ratusan kaos, dan seribu mukena.
Fokus Wilayah Terisolasi dan Solusi Jangka Panjang
Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS, Fadlilatul Taufany ST PhD, menjelaskan bahwa penyaluran bantuan diprioritaskan ke wilayah dengan akses terbatas seperti Aceh Tamiang, Pidie Jaya, dan Pameu di Aceh Tengah.
"Tim Satgas juga membawa dukungan teknis seperti instalasi air dan listrik untuk kebutuhan vital warga," ia mengungkapkan.
Keberangkatan Satgas dilakukan secara bertahap.
Kloter pertama terdiri atas tenaga medis dan mahasiswa dari Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK) ITS, disusul tim teknis yang membawa peralatan berukuran besar.
Koordinasi intensif dilakukan dengan pemerintah daerah dan jejaring relawan agar distribusi bantuan berjalan cepat dan tepat sasaran.
Selain bantuan logistik, alumni Arsitektur ITS juga menyiapkan desain hunian sementara bagi penyintas yang kehilangan rumah.
Desain disesuaikan dengan keterbatasan anggaran agar bisa dibangun secara cepat namun tetap layak huni.
Model ini melanjutkan konsep hunian tanggap bencana yang pernah diterapkan pada bencana di Lombok dan Semeru.
Rektor ITS menyampaikan apresiasi atas kerja sama berbagai pihak yang terlibat dalam misi ini.
Ia menegaskan bahwa semangat advancing humanity diterjemahkan ITS dalam bentuk aksi nyata.
Melalui kegiatan ini, ITS turut mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan 1 (Tanpa Kemiskinan), tujuan 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), dan tujuan 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan).
- Penulis :
- Shila Glorya








