
Pantau - IPB University bersama Persatuan Alumni Pelajar dan Mahasiswa Minang (PAPMM) menggelar aksi kemanusiaan bertajuk marandang basamo dengan memproduksi satu ton rendang daging untuk disalurkan kepada korban bencana banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Kegiatan ini merupakan wujud solidaritas sivitas akademika IPB terhadap masyarakat Sumatera yang menjadi bagian penting dari keluarga besar IPB.
“Karena itu, apa yang terjadi di sana merupakan bagian dari keluarga besar kami. IPB akan selalu hadir untuk berkontribusi,” ujar Wakil Rektor IPB University Bidang Riset, Inovasi, dan Pengembangan Agromaritim, Prof Ernan Rustiadi.
Rendang Bergizi, Tahan Lama, dan Siap Konsumsi di Situasi Darurat
Produksi rendang dilakukan dengan memperhatikan aspek gizi, nilai budaya, keamanan pangan, dan daya simpan agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat di situasi darurat.
Proses pengemasan dilakukan oleh Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB University dan didukung fasilitas Mitra Tani (MT Farm) di Tegalwaru, Ciampea, Kabupaten Bogor.
Rendang dikemas menggunakan teknologi vakum dan sterilisasi, sehingga dapat bertahan hingga dua tahun.
“Teknologi pangan IPB mampu menjawab tantangan di situasi darurat. Kami berharap kontribusi ini memberi manfaat nyata dan ikut mempercepat pemulihan masyarakat terdampak bencana,” jelas Ernan.
Selain itu, IPB juga tengah menyiapkan tambahan berupa nasi instan hasil inovasi kampus, agar bantuan disalurkan dalam bentuk paket makanan siap santap.
Kolaborasi Alumni, Akademisi, dan Komunitas Minang
Wakil Ketua PAPMM, Fadli Afriadi, menyampaikan bahwa gerakan marandang basamo berawal dari inisiatif alumni Minang IPB, lalu mendapat dukungan luas dari dosen, pemengaruh (influencer), dan pelaku dunia usaha.
“Bagi masyarakat Minang, rendang bukan sekadar makanan, tetapi simbol tradisi, solidaritas, dan kebersamaan. Kami berharap rendang ini dapat menjadi penguat moril bagi para korban bencana,” katanya.
Rindang Matoati, SE, MSi selaku inisiator marandang basamo sekaligus dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University, menekankan pentingnya inovasi dalam pengolahan dan pengemasan rendang.
“Kami memastikan rendang ini aman, higienis, dan tahan lama. Harapannya, bantuan benar-benar bisa dikonsumsi dengan baik, tidak terbuang, serta dapat disimpan dalam jangka panjang,” ujarnya.
Distribusi Lewat Jaringan Relawan dan Platform Kemanusiaan
IPB University juga menyalurkan bantuan secara langsung melalui jaringan relawan, komunitas influencer Minang, serta berbagai platform kemanusiaan untuk memastikan distribusi tepat sasaran.
Selain rendang, IPB turut mengirimkan tim ke lapangan dan berkoordinasi dengan tujuh perguruan tinggi yang berfungsi sebagai posko dukungan di wilayah terdampak.
Aksi ini menjadi salah satu contoh sinergi antara inovasi akademik dan nilai-nilai budaya lokal dalam menjawab kebutuhan masyarakat di tengah bencana.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf







