HOME  ⁄  Nasional

Puan Maharani Sampaikan Duka Cita dan Desak Penguatan Mitigasi Bencana Nasional

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Puan Maharani Sampaikan Duka Cita dan Desak Penguatan Mitigasi Bencana Nasional
Foto: Ketua DPR RI, Puan Maharani, saat menyampaikan pidato penutupan Masa Persidangan II Tahun Sidang 2025-2026 pada Rapat Paripurna (sumber: DPR RI)

Pantau - Ketua DPR RI, Puan Maharani, menyampaikan duka cita mendalam atas bencana yang melanda Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan sejumlah wilayah lain di Indonesia dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-10 Masa Persidangan II Tahun Sidang 2025–2026.

Dalam pidatonya, Puan mengungkapkan bahwa DPR RI turut merasakan kesedihan yang mendalam atas musibah yang menimpa masyarakat di berbagai daerah tersebut.

Ia juga mengajak seluruh anggota dewan untuk mengheningkan cipta sebagai bentuk penghormatan terhadap para korban yang terdampak bencana.

Ribuan Warga Masih Hadapi Situasi Sulit

Puan menyampaikan bahwa hingga saat ini ribuan warga terdampak masih menghadapi situasi sulit, seperti kehilangan anggota keluarga, kerusakan tempat tinggal, dan keterbatasan akses terhadap kebutuhan dasar.

Ia menegaskan pentingnya solidaritas nasional, gotong royong, dan peran aktif negara dalam mempercepat penanganan bencana di lapangan.

"Kami menyampaikan duka yang mendalam bagi para korban bencana di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan wilayah lain. Semoga Allah SWT memberikan ketabahan bagi keluarga, dan para korban yang meninggal mendapat tempat terbaik di sisi-Nya," ungkapnya.

Desak Penguatan Mitigasi dan Pemanfaatan Dana Darurat

Selain menyampaikan belasungkawa, Puan menekankan pentingnya penguatan mitigasi bencana dan percepatan penanganan darurat.

Ia menyatakan bahwa pemerintah dan seluruh lembaga terkait harus memastikan penanganan berjalan cepat, terarah, dan tepat sasaran.

Puan menyoroti bahwa anggaran tanggap darurat yang tersedia dalam APBN harus dimanfaatkan secara optimal sejak hari pertama bencana terjadi untuk menyelamatkan rakyat.

Menurutnya, pengelolaan risiko bencana harus dilakukan sejak jauh hari, termasuk dengan perbaikan tata ruang, penataan lingkungan, dan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat di daerah rawan bencana.

Ia juga meminta agar pemerintah memperkuat koordinasi lintas kementerian, pemerintah daerah, TNI/Polri, relawan, dan tenaga medis dalam proses pemulihan.

"Penanganan bencana tidak boleh hanya reaksioner. Mitigasi harus diperkuat, dana tanggap darurat harus digunakan cepat dan tepat, dan negara wajib hadir sepenuhnya menyelamatkan rakyat," tegasnya.

Penulis :
Shila Glorya

Terpopuler