Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Respons Basarnas Dinilai Lambat, Ketua Komisi V DPR RI Soroti Penanganan Bencana yang Lewat Masa Kritis

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Respons Basarnas Dinilai Lambat, Ketua Komisi V DPR RI Soroti Penanganan Bencana yang Lewat Masa Kritis
Foto: Ketua Komisi V DPR RI Lasarus saat memimpin rapat di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin 8/12/2025 (sumber: DPR RI)

Pantau - Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, mengkritik lambatnya respons awal Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dalam menangani bencana yang baru-baru ini terjadi, menyebut bahwa masa golden time untuk penyelamatan telah terlewat.

Respons Basarnas Dinilai Bingung di Awal Bencana

Lasarus menyatakan bahwa negara seharusnya belajar dari kejadian ini karena waktu emas untuk menyelamatkan korban sudah tidak dimanfaatkan secara maksimal.

"Saya merasa seharusnya negara ini belajar banyak dari kejadian tahun ini. Golden time kita sudah lewat, Pak. Jadi jam emas yang masyarakat miliki harusnya bisa diselamatkan itu sudah lewat," ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa satu minggu pertama merupakan periode krusial dalam proses penyelamatan korban selamat.

Menurutnya, Basarnas terlihat belum siap dan masih kebingungan dalam menghadapi skala bencana besar.

"Ini hari ke-14, Pak. Harusnya satu minggu pertama itu adalah masa krusial. Lebih krusial lagi adalah tiga hari pertama. Tapi tiga hari pertama posisi kita ini masih seperti orang bingung, Pak," katanya.

Lasarus juga menyoroti masih adanya wilayah yang terisolasi hingga dua minggu setelah bencana terjadi, menandakan upaya penjangkauan korban belum berjalan optimal.

Dana Terbatas dan Evakuasi Medis Perlu Ditingkatkan

Dalam pernyataannya, Lasarus menyebut bahwa masalah keterbatasan dana operasi di Basarnas selalu berulang setiap tahun, terutama menjelang akhir tahun.

"Dana operasi di Basarnas ini kan dari tahun ke tahun kita teriak terus, Pak. Nah sekarang betul-betul kita kesulitan di akhir tahun ini," tegasnya.

Ia menambahkan bahwa laporan dari lapangan menunjukkan masyarakat terdampak bencana masih minim menerima bantuan.

"Situasi sekarang di lapangan, masyarakat masih minim sentuhan. Sekarang, efek dari bencana ini timbul penyakit-penyakit tertentu," ujarnya.

Ia menilai fase tanggap darurat sudah terlambat untuk dialihkan ke tahap mitigasi, dan Basarnas harus mengoptimalkan evakuasi medis.

"Di lapangan, saya rasa memerlukan operasi lebih lanjut dari Basarnas untuk memastikan bahwa warga-warga yang memang belum tertangani ini masih bisa kita evakuasi ke rumah sakit terdekat. Ini terus dilakukan dengan seluruh potensi yang ada," ia mengungkapkan.

Lasarus menekankan bahwa peluang menemukan korban selamat setelah 14 hari sangat kecil, sehingga fokus saat ini harus diarahkan pada mitigasi serta penanganan lanjutan terhadap masyarakat terdampak.

Penulis :
Arian Mesa