
Pantau - Indosat Ooredoo Hutchison mengungkap tantangan layanan jaringan di Bali menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 di tengah musim hujan serta ancaman bencana yang berpotensi mengganggu konektivitas.
Listrik Padam dan Putusnya Fiber Jadi Ancaman Utama
Head of Technology Region Bali Nusra Indosat Ooredoo Hutchison Mardiono Eko Prayitno menjelaskan tantangan utama berasal dari pemadaman listrik PLN dan terputusnya jaringan fiber optik akibat bencana.
Ia menyampaikan, "Tantangannya kalau musim hujan kebanyakan PLN mati dan biasanya fiber penyedia layanan putus, karena misalnya ada bencana biasanya Bali Nusra tanah longsor, fiber bisa putus," ungkapnya.
Dalam kondisi listrik padam, kebutuhan jaringan dinilai krusial karena masyarakat dan wisatawan memerlukan akses informasi, termasuk terkait bencana.
Indosat menambah baterai sebagai cadangan daya di BTS agar tetap menyala saat listrik padam.
Target Indosat adalah BTS tetap beroperasi minimal selama empat jam dengan dukungan baterai.
Jika cadangan daya tidak mencukupi, Indosat menyiapkan tim khusus Nataru yang membawa genset.
Mardiono Eko Prayitno menyampaikan, "Kalau kami targetnya kalau bisa minimal 4 jam itu BTS masih bisa nyala dengan penambahan baterai, atau misalnya kurang kami sediakan tim tambahan khusus Nataru di Bali yang membawa genset, jadi ketika satu titik BTS mau mati tim sudah bergerak," ungkapnya.
Penguatan Jaringan dan Antisipasi Lonjakan Wisatawan
Untuk mengantisipasi putusnya jaringan utama, Indosat menerapkan sistem fiber proteksi dengan jalur cadangan kedua dan ketiga.
Bencana banjir besar di Bali pada September sebelumnya menjadi pelajaran penting dalam penanganan gangguan jaringan.
Mardiono Eko Prayitno menyampaikan, "Banjir kemarin jadi pelajaran, ada BTS yang mati tapi syukur cepat pulih, sedangkan data pengguna tinggi mungkin karena banyak yang di rumah dan butuh komunikasi kami amati," ungkapnya.
Lonjakan wisatawan akhir tahun dinilai menambah tantangan karena peningkatan penggunaan layanan terjadi setiap tahun.
Area prioritas penguatan jaringan meliputi Kuta, Canggu, Nusa Dua, kawasan pantai, dan Ubud.
Mardiono Eko Prayitno menambahkan, "Jadi nanti titik-titik yang kami siapkan antisipasinya adalah area tempat wisata seperti daerah pantai, di Kuta, Canggu, Nusa Dua, dan ada juga Ubud, kemarin sudah kami perbaiki semua supaya ketika nanti akhir tahun banyak orang, kita jaringannya masih bisa menampung," ungkapnya.
Berdasarkan data libur dan BMKG, tanggal rawan gangguan jaringan dipetakan pada 25 Desember 2025 dan 1 Januari 2026.
Kebutuhan layanan diperkirakan meningkat sejak 20 Desember hingga 4 Januari.
Selain mitigasi teknis, Indosat menurunkan personel ke titik padat wisatawan dan kegiatan tahun baru.
Data kepadatan pengguna akan dianalisis menggunakan teknologi kecerdasan artifisial di pusat komando.
Head of Circle Java Indosat Ooredoo Hutchison Fahd Yudhanegoro menyampaikan Indosat saat ini memiliki hampir 8 ribu menara BTS.
Fahd Yudhanegoro meyakini kenaikan pengguna layanan dapat mencapai 17 persen pada periode Natal dan Tahun Baru meski bertepatan dengan musim hujan.
- Penulis :
- Aditya Yohan








