
Pantau - Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jambi, Hesnidar Haris, mengembangkan program cara mudah membuat pantun sebagai upaya pelestarian budaya adat Melayu di tengah masyarakat.
Program ini ditujukan untuk seluruh kalangan, mulai dari generasi muda hingga orang tua, termasuk kader PKK sampai tingkat dasawisma.
Hesnidar menjelaskan bahwa gerakan ini bertujuan untuk menghidupkan kembali tradisi berpantun yang mulai jarang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu inovasi dari program ini adalah pemberian kiat-kiat praktis dalam membuat pantun, yang disebut mampu membantu masyarakat menguasai teknik berpantun hanya dalam waktu lima menit.
Rencana peluncuran program ini dijadwalkan pada Januari 2026, dengan melibatkan berbagai pihak agar pelestarian budaya tak benda ini berjalan efektif.
Fokus pada Generasi Muda dan Pelestarian Budaya
Fokus utama dari gerakan ini adalah generasi muda karena dinilai memiliki daya gerak yang dinamis serta jangkauan yang luas di masyarakat.
Melalui keterlibatan mereka, proses penularan dan pelestarian budaya berpantun diharapkan dapat berlangsung lebih cepat dan masif.
Selama ini, banyak masyarakat yang masih kesulitan membuat pantun, terutama jenis pantun seloko Melayu Jambi yang harus sesuai dengan tema atau konteks kegiatan.
Padahal, pantun seloko telah mendapatkan pengakuan baik di tingkat nasional maupun internasional.
Pada tahun 2015, pantun seloko Melayu Jambi telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda nasional.
Kemudian pada tahun 2020, pantun ini juga diakui dunia melalui pengajuan bersama antara Indonesia dan Malaysia ke UNESCO.
Meski begitu, tantangan terbesar masih terletak pada kemampuan masyarakat dalam merangkai pantun yang sesuai.
Karena itu, Hesnidar Haris memperkenalkan metode “lima menit” agar siapa pun bisa belajar membuat pantun secara cepat, mudah, dan tetap sesuai dengan kaidah pantun Melayu.
- Penulis :
- Gerry Eka







