Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pemkab Pasaman Barat Perpanjang Tanggap Darurat Banjir dan Longsor Hingga 22 Desember 2025

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Pemkab Pasaman Barat Perpanjang Tanggap Darurat Banjir dan Longsor Hingga 22 Desember 2025
Foto: (Sumber: Pemkab Pasaman Barat melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang terus memacu percepatan pembukaan jalan tertimbun longsor di Tinggam Nagari (Desa) Sinuruik, Kecamatan Talamau untuk membuka akses transportasi menuju daerah Bateh Samuik Tombang yang masih terisolasi, Senin (15/12/2025). ANTARA/HO-Mulyadi..)

Pantau - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, memperpanjang masa tanggap darurat bencana selama tujuh hari mulai 16 hingga 22 Desember 2025 karena masih terdapat sejumlah wilayah terdampak banjir dan longsor yang membutuhkan penanganan serius.

Empat Wilayah Masih Butuh Penanganan Intensif

Bupati Pasaman Barat Yulianto menyampaikan bahwa perpanjangan masa tanggap darurat dibahas dan disepakati bersama untuk memastikan penanganan di daerah terdampak berjalan optimal.

Empat wilayah yang masih membutuhkan penanganan serius meliputi Maligi di Kecamatan Sasak, Nagari Katiagan di Kecamatan Kinali, Nagari Sinuruik di Kecamatan Talamau, serta wilayah di Kecamatan Ranah Batahan.

Yulianto menjelaskan bahwa secara umum bantuan logistik sudah dapat disalurkan ke daerah terdampak, namun akses jalan menuju lokasi masih memerlukan penanganan serius.

“Secara umum daerah yang terdampak bencana sudah bisa disalurkan bantuan logistik, tetapi perlu penanganan serius jalan menuju lokasi itu,” katanya.

Ia menambahkan bahwa saat ini akses transportasi di empat lokasi tersebut masih terbatas dan pembenahan serta pembersihan material banjir dan longsor terus dilakukan.

Akses Jalan Dibuka, Jembatan Darurat Dibangun

Pemerintah daerah terus berupaya membuka akses jalan agar distribusi logistik dapat dilakukan lebih cepat ke wilayah terdampak.

Salah satu langkah yang dilakukan adalah pembangunan jembatan darurat di Sikabau, Kecamatan Koto Balingka, bekerja sama dengan TNI Angkatan Darat, setelah akses jalan terputus akibat banjir.

Jembatan darurat tersebut telah selesai dibangun dan siap digunakan untuk mendukung pendistribusian logistik secara maksimal.

Selain itu, pembersihan material longsor masih berlangsung di jalur menuju Talamau, tepatnya di daerah Pasanggiang Talu.

Kondisi jalan di wilayah tersebut masih berlumpur dan saat ini hanya dapat dilalui kendaraan gardan dua.

Pendistribusian logistik juga terus dilakukan ke daerah dengan keterbatasan transportasi dan wilayah terpencil, seperti Katiagan Kinali dan Maligi Sasak.

Data Korban dan Kerusakan

Data terakhir mencatat jumlah korban meninggal dunia akibat bencana di Pasaman Barat sebanyak lima orang, sementara tiga orang dilaporkan hilang dan lima orang lainnya mengalami luka-luka.

Sebanyak 352 warga mengungsi di rumah kerabat akibat bencana tersebut.

Kerusakan rumah meliputi 18 unit rusak berat, 16 unit rusak sedang, dan 38 unit rusak ringan, serta 11 unit rumah dilaporkan hanyut.

Selain itu, tiga fasilitas kesehatan, 30 tempat ibadah, dan satu kantor pemerintahan mengalami kerusakan.

Kerusakan infrastruktur tercatat pada 1.904 meter jaringan irigasi, 15 bendungan, 14 jembatan, serta 4.341 meter jalan.

Lahan pertanian yang terdampak bencana mencapai 915,5 hektare.

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat telah mengusulkan bantuan bagi warga yang rumahnya rusak dan hanyut kepada BNPB melalui Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.

Penulis :
Ahmad Yusuf