
Pantau - Sekitar 50 persen base transceiver station (BTS) di Provinsi Aceh dilaporkan telah beroperasi atau on air pascabanjir dan tanah longsor yang melanda wilayah tersebut.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menjelaskan bahwa operasional BTS masih sangat terbatas di beberapa daerah terdampak seperti Bener Meriah, Aceh Tamiang, dan Aceh Utara karena pasokan listrik belum stabil.
"On air-nya (BTS) masih di angka 50 persen, sehingga memang masih terasa amat berat terutama di daerah-daerah seperti di Bener Meriah, Aceh Tamiang, Aceh Utara, dan sebagainya karena listriknya belum stabil," ungkapnya.
Proses Pemulihan BTS Capai 87 Persen di Aceh
Meutya menyebutkan bahwa secara infrastruktur, sebanyak 87 persen BTS di Aceh sudah dalam kondisi pulih, meskipun belum sepenuhnya aktif.
"Kalau dalam sudah recover (pulih) dalam arti tower-nya sudah berfungsi, itu memang di 87 persen. Kenapa perlu disebut, untuk mengapresiasi teman-teman operator juga yang meskipun keluarganya juga terdampak, di tengah bencana mereka coba memulihkan," ia mengungkapkan.
Untuk wilayah lain, data sementara menunjukkan bahwa BTS di Sumatra Barat telah pulih sebesar 99 persen, sementara di Sumatra Utara sekitar 97 hingga 98 persen.
Pemerintah bersama operator telekomunikasi terus berupaya mempercepat pemulihan jaringan komunikasi di tiga provinsi terdampak, yakni Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara.
"Dan ini kerjanya bukan kerja Komdigi saja, kami koordinasi dengan seluruh operator seluler, bahkan Starlink, Satria-1 punya pemerintah, semuanya berjibaku, semua teman-teman operator juga mengkoordinasikan data-datanya di Komdigi sehingga kita tahu datanya yang cukup akurat," ujar Meutya.
Komunikasi Publik Jadi Prioritas di Tengah Krisis
Menurut Meutya, BTS yang aktif menjadi kebutuhan vital bagi warga terdampak, karena akses informasi sangat penting di tengah situasi darurat.
Kementerian Komunikasi dan Digital terus menjalankan peran dalam komunikasi publik berbasis empati, mengingat pentingnya saluran komunikasi untuk mempercepat bantuan dan menjaga keterhubungan masyarakat.
"Komdigi juga punya peran komunikasi publik yang empati. Kita bukan kementerian infrastruktur yang langsung bergiat membangun jembatan-jembatan, tapi kita memahami bahwa dalam kerangka komunikasi di tengah bencana, komunikasi di tengah krisis, itu penting sekali untuk menyambung rasa," katanya.
Ia menegaskan bahwa kendala utama pemulihan jaringan di Aceh masih berkaitan dengan belum stabilnya aliran listrik, sehingga sinyal belum sepenuhnya dapat dinikmati warga terdampak.
- Penulis :
- Arian Mesa








