Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

TNI Bekali 42 Jurnalis dengan Pelatihan TCCC, Tekankan Penanganan Cepat Luka Pendarahan Berat

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

TNI Bekali 42 Jurnalis dengan Pelatihan TCCC, Tekankan Penanganan Cepat Luka Pendarahan Berat
Foto: (Sumber: Dokter Militer Menlatpur Kostrad Kapten Ckm dr. Jeffri Ginting menyampaikan paparan dalam kegiatan pembekalan untuk awak media mengenai prosedur kedaruratan di daerah rawan, di Resimen Latihan dan Pertempuran Kostrad Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat, Jumat (19/12/2025). ANTARA/HO-Kemenhan.)

Pantau - Dokter Militer Menlatpur Kostrad, Kapten Ckm dr. Jeffri Ginting, menegaskan bahwa tindakan awal dalam penanganan luka pendarahan berat sangat krusial karena korban bisa meninggal dalam waktu kurang dari tiga menit jika tidak segera ditolong.

"Korban luka pendarahan fatal dapat meninggal paling singkat dalam tiga menit jika tidak segera ditolong," ujarnya saat memberikan materi Tactical Combat Casualty Care (TCCC) kepada para jurnalis di Menlatpur Kostrad Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat.

90 Persen Korban Meninggal Sebelum Tiba di Pos Kesehatan

Menurut dr. Jeffri, hampir 90 persen kematian dalam perang terjadi sebelum korban sempat mencapai fasilitas medis.

"Nasib korban seringkali ada di tangan orang yang melakukan pertolongan pertama," ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa metode MARCH menjadi kunci dalam pertolongan pertama korban luka berat di daerah berisiko tinggi.

Langkah-langkah metode MARCH:

  • M = Massive hemorrhage (mengontrol pendarahan yang mengancam jiwa)
  • A = Airway (membuka jalan napas)
  • R = Respiration (menutup luka dada terbuka dan memeriksa pernapasan)
  • C = Circulation (memberikan cairan untuk mengatasi syok)
  • H = Head injury/Hypothermia (mencegah cedera otak dan hipotermia)

Dalam kasus luka tembak pada pembuluh darah besar, pertolongan awal dapat dilakukan dengan penggunaan celox dan turniket.

Jika celox tidak tersedia, penggunaan perban bisa menjadi alternatif untuk menghentikan pendarahan.

Simulasi TCCC dan Edukasi Darurat Bagi Jurnalis

Pembekalan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan dasar bagi awak media agar mampu melakukan pertolongan pertama secara cepat dan tepat saat berada di lingkungan berisiko tinggi.

Selain materi teori, kegiatan juga dilengkapi dengan praktik lapangan berupa simulasi fase TCCC dan penerapan metode MARCH.

"Melalui kegiatan ini, diharapkan awak media semakin siap menjalankan tugas peliputan secara aman, profesional, dan bertanggung jawab," tambah dr. Jeffri.

42 Jurnalis Ikuti Pelatihan Khusus Kementerian Pertahanan

Kegiatan ini merupakan inisiatif dari Kementerian Pertahanan RI yang secara khusus digelar untuk membekali awak media dengan prosedur kedaruratan di daerah rawan.

Tujuannya adalah agar jurnalis dapat melakukan peliputan secara aman, profesional, cepat, dan akurat di situasi konflik maupun bencana.

Sebanyak 42 jurnalis dari berbagai media di Indonesia mengikuti pelatihan ini.

Kegiatan berlangsung di Resimen Latihan dan Pertempuran (Menlatpur) Kostrad Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat, sejak 14 hingga 20 Desember 2025.

Penulis :
Ahmad Yusuf