
Pantau - Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) menyiapkan anggaran sekitar Rp11 miliar untuk tahap awal pembersihan dan perbaikan cagar budaya yang rusak akibat bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah di Pulau Sumatra.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menyampaikan bahwa anggaran ini bersumber dari efisiensi internal kementerian dan difokuskan pada tahap awal pemulihan.
"Yang jelas yang kita persiapkan dari efisiensi kita (Kementerian Kebudayaan), itu sekitar 11–12 miliar dulu gitu ya untuk pembersihan, karena itu banyak, ini tahap awal," ungkapnya.
Lebih dari 100 Cagar Budaya Rusak, Pemulihan Dimulai Pekan Depan
Wilayah terdampak meliputi tiga provinsi utama: Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Jumlah cagar budaya yang terdampak bencana meningkat tajam, dari 43 situs, menjadi 70, dan kini telah teridentifikasi lebih dari 100 objek.
"Cagar budaya yang ada di Sumatra yang terdampak dari musibah banjir bandang, longsor, baik itu terus kita identifikasi, jumlahnya memang bertambah, tadinya 43, 70, dan sekarang angkanya lebih dari 100. Karena kan kemarin kesulitan untuk menjangkau wilayah-wilayah yang terputus," jelas Fadli Zon.
Museum dan Makam Bersejarah Jadi Fokus Penanganan
Pendataan kerusakan dilakukan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) di wilayah masing-masing.
Sebagian besar objek mengalami kerusakan ringan hingga sedang, namun ada juga yang mengalami kerusakan berat, terutama pada museum dan makam-makam bersejarah.
"Kita sudah menyiapkan anggarannya untuk bantuan, terutama yang rusak-rusak ringan, sedang, dan berat. Yang paling banyak rusak ada museum, ada makam-makam yang juga jadi cagar budaya," ujar Fadli.
Proses pemulihan dijadwalkan dimulai pada pekan depan, dengan pendekatan gotong royong melibatkan masyarakat setempat.
Fadli menegaskan bahwa upaya pemulihan akan dilakukan secara bertahap setelah penanganan tanggap darurat terhadap warga terdampak.
"Kita sudah siapkan dan akan kita lakukan pada minggu depan yang ada di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat. Segera, nanti tentu bergotong-royong dengan masyarakat setempat. Kita tahu bahwa prioritas kita kan masyarakatnya kemarin, pada waktu terjadi bencana yang kita lakukan mitigasi tanggap daruratnya," katanya.
- Penulis :
- Gerry Eka








