Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Gubernur Bali Bantah Isu Sepinya Wisatawan saat Nataru, Kunjungan Justru Terus Meningkat

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Gubernur Bali Bantah Isu Sepinya Wisatawan saat Nataru, Kunjungan Justru Terus Meningkat
Foto: (Sumber: Gubernur Bali Wayan Koster bantah isu wisatawan ke Bali sepi pada periode Nataru, Denpasar, Bali, Senin 22/12/2025. ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari/aa.)

Pantau - Gubernur Bali Wayan Koster membantah isu bahwa Bali sepi kunjungan wisatawan selama periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 dengan menegaskan kondisi pariwisata masih sangat baik.

Pernyataan tersebut disampaikan Gubernur Bali di Denpasar pada Senin berdasarkan data resmi yang dimiliki Pemerintah Provinsi Bali.

Ia menegaskan klaim Bali sepi wisatawan tidak benar karena setiap hari jumlah kunjungan justru mengalami peningkatan.

Kunjungan wisatawan mancanegara belakangan tercatat menembus angka 20 ribu orang per hari.

Sebelum periode Natal dan Tahun Baru, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara berada di kisaran 17 ribu orang per hari.

Secara akumulatif, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dari Januari hingga pertengahan Desember 2025 mencapai 6,7 juta kunjungan.

Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun 2024 yang tercatat sebanyak 6,3 juta kunjungan atau naik sekitar 400 ribu wisatawan.

Gubernur menyebut data tersebut menunjukkan kondisi pariwisata Bali berada dalam keadaan baik dengan tren kenaikan sekitar delapan persen.

Isu lengangnya lalu lintas dan sepinya panggilan kerja sopir pariwisata dinilai dipengaruhi oleh musim hujan.

Cuaca hujan dan banjir menyebabkan wisatawan mengurangi aktivitas luar ruangan.

Banyak wisatawan memilih beristirahat di penginapan dibandingkan melakukan kegiatan wisata di luar ruangan.

Data kunjungan wisatawan tersebut bersumber dari Angkasa Pura dan dinas pariwisata.

Isu sepinya wisatawan juga dikaitkan dengan rendahnya tingkat okupansi hotel selama periode Natal dan Tahun Baru.

Rendahnya okupansi diprediksi akibat banyak wisatawan menggunakan fasilitas online travel agent seperti AirBnB.

Penginapan AirBnB dinilai tidak membayar pajak dan sulit ditelusuri sehingga berdampak pada pendapatan daerah.

Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan jumlah wisatawan tidak sebanding dengan tingkat hunian hotel dan restoran.

Gubernur menyebut tingkat hunian hotel terendah berada di angka 60 persen.

Hotel The Meru Sanur tercatat memiliki tingkat hunian sekitar 80 persen.

Hotel berbintang di kawasan Nusa Dua juga mencatat hunian di kisaran 80 persen.

Tingkat hunian hotel dinilai masih berpotensi meningkat karena banyak rumah kos dan bangunan lain difungsikan sebagai penginapan.

Gubernur menyampaikan telah menerima surat dari Menteri Investasi terkait permintaan penyusunan peraturan gubernur untuk pengaturan AirBnB.

Pemerintah Provinsi Bali berupaya menata penginapan nonhotel agar berdampak positif bagi pariwisata dan peningkatan pendapatan daerah.

Penulis :
Aditya Yohan