Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Udinus Resmikan Yamaguchi Support Desk untuk Fasilitasi Kerja ke Jepang dan Cegah TPPO

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

Udinus Resmikan Yamaguchi Support Desk untuk Fasilitasi Kerja ke Jepang dan Cegah TPPO
Foto: (Sumber: Peresmian Pusat Layanan Konsultasi dan Rekrutmen Sumber Daya Manusia (SDM) Prefektur Yamaguchi atau Yamaguchi Support Desk di kampus Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Selasa (23/12/2025). ANTARA/Zuhdiar Laeis.)

Pantau - Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang meresmikan Yamaguchi Support Desk, sebuah pusat layanan konsultasi dan rekrutmen resmi dari Prefektur Yamaguchi, Jepang, yang bertujuan memfasilitasi peluang kerja di Jepang sekaligus mencegah tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

Peresmian dilakukan pada Selasa, 23 Desember 2025, di Gedung A Lantai 1 Udinus, oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya Dr. Bayu Aryanto dan Koordinator Yamaguchi Support Desk, Aris Sutikno.

Acara ini diikuti oleh dosen, calon tenaga kerja, serta perwakilan Prefektur Yamaguchi secara daring.

Fasilitasi Karier Internasional dan Standar Sertifikasi

Bayu Aryanto menjelaskan bahwa Yamaguchi Support Desk merupakan perwakilan resmi pemerintah Prefektur Yamaguchi pertama di Indonesia.

Pusat layanan ini ditujukan untuk mempersiapkan tenaga kerja Indonesia agar memenuhi standar internasional, termasuk kepemilikan sertifikat bahasa Jepang minimal level N5 atau setara 300 jam belajar, serta keahlian teknis sesuai sektor kerja.

Untuk mendukung hal tersebut, Udinus telah menyediakan pusat pelatihan bahasa Jepang yang terbuka tidak hanya untuk mahasiswa dan alumni, tetapi juga untuk masyarakat umum.

Peluang kerja yang tersedia di Jepang mencakup sektor industri manufaktur, caregiver, hospitality, hingga tenaga profesional bidang engineering.

Menjembatani Kebutuhan SDM dan Mitigasi TPPO

Koordinator Yamaguchi Support Desk, Aris Sutikno, menyampaikan bahwa Udinus dipilih karena birokrasi kampus yang cepat serta memiliki hubungan baik dengan mitra perusahaan Jepang.

Ia menegaskan bahwa kebutuhan tenaga kerja di Jepang mencakup semua level, dari pekerjaan dasar hingga profesional engineering.

"SDM Indonesia harus dipersiapkan matang sejak awal agar karier di Jepang lebih menjanjikan," ungkapnya.

Pusat layanan ini juga akan menjadi sumber informasi umum tentang Jepang dan diharapkan mampu mengurangi risiko masyarakat menjadi korban TPPO.

Wakil Rektor IV Udinus, Prof. Dr. Supriadi Rustad, menambahkan bahwa fasilitas ini adalah langkah strategis dalam menjembatani kebutuhan antara Indonesia yang surplus SDM dan Jepang sebagai negara dengan populasi menua (aging country).

"Fasilitas ini menjadi papan informasi utama bagi siapapun yang ingin magang atau berkarier di Jepang," ungkapnya.

Penulis :
Gerry Eka