
Pantau - Pengamat politik Universitas Nasional, Irfan Fauzi, menilai Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memainkan peran strategis dalam penanganan bencana banjir dan longsor di wilayah Sumatera dengan menjembatani koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah.
Menurut Irfan, Tito menjalankan fungsi koordinatif yang efektif dalam menghadapi kompleksitas bencana di beberapa provinsi terdampak, termasuk mendorong keterlibatan daerah dengan kapasitas fiskal lebih baik untuk membantu wilayah seperti Aceh.
Ia juga menyoroti pendekatan komunikasi Tito yang dikenal sebagai strategi “belanja masalah,” yaitu dengan turun langsung dan berdialog dengan kepala daerah guna mendalami persoalan serta memperkuat sinergi lintas pemerintah.
Tantangan dan Penguatan Sistem Penanggulangan Bencana
Irfan menekankan bahwa ke depan, penanganan bencana harus ditopang oleh sistem kelembagaan yang solid dan berkelanjutan, bukan semata respons situasional.
Ia menilai penting adanya penguatan sistem komunikasi kebencanaan nasional yang bersifat sistemik dan tegas, agar masyarakat menerima informasi yang jelas mengenai rencana pemulihan dan kepastian kebijakan.
Menurutnya, fokus koordinasi tidak hanya pada pemerintah daerah, tetapi harus langsung menjangkau masyarakat terdampak yang kehilangan tempat tinggal, penghidupan, serta akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan administrasi kependudukan.
Kepemimpinan, Komunikasi Publik, dan Komitmen Kemanusiaan
Dalam konteks komunikasi publik, Irfan menyatakan pentingnya transparansi data, empati dalam penyampaian, dan keterbukaan terhadap kritik serta masukan masyarakat.
Ia menegaskan bahwa komunikasi krisis yang sehat adalah bagian dari upaya menjaga kepercayaan publik sekaligus memperkuat keadilan dalam persepsi masyarakat terhadap pemerintah.
"Penanganan bencana adalah komitmen kemanusiaan negara. Kepemimpinan yang kuat tercermin dari kemampuan mengorkestrasi solidaritas dan menempatkan keselamatan warga sebagai prioritas utama," ungkapnya.
- Penulis :
- Gerry Eka







