
Pantau - Pemerintah menargetkan cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Perum Bulog mencapai 4 juta ton pada tahun 2026 guna memperkuat kemandirian pangan nasional secara berkelanjutan.
Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Andi Amran Sulaiman, menyampaikan target ini sebagai bagian dari langkah strategis menjaga ketahanan pangan dalam negeri.
"Kita target 4 juta ton (CBP pada tahun 2026), seluruh Indonesia," ungkapnya.
Stok Beras Capai Rekor Tanpa Impor
Target penyerapan beras oleh Bulog untuk tahun 2026 juga ditetapkan sebesar 4 juta ton guna mendukung peningkatan produksi dalam negeri.
Realisasi pengadaan setara beras oleh Bulog selama tahun 2025 mencapai 3,435 juta ton, melampaui target 3 juta ton atau sebesar 114,5 persen.
Seluruh pengadaan tersebut diperoleh dari produksi dalam negeri tanpa adanya impor beras sepanjang tahun 2025.
Berdasarkan data Badan Pangan Nasional, hingga minggu terakhir Desember 2025, stok beras di gudang Bulog mencapai 3,39 juta ton.
Angka ini menjadi rekor tertinggi untuk CBP tanpa kontribusi impor, dan disebut cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga awal Ramadhan dan Lebaran tahun 2026.
Sebagai perbandingan, stok akhir CBP tanpa impor pada tahun 2008 hanya 1,1 juta ton, tahun 2009 sebesar 1,6 juta ton, dan pada periode 2019–2021 masing-masing tercatat sebesar 2,2 juta ton, 1,9 juta ton, dan 0,8 juta ton.
Proyeksi Produksi Naik, Dukung Ketahanan Pangan
Dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI di Jakarta pada Senin, 24 November, Mentan Amran juga menyampaikan bahwa target produksi beras nasional tahun 2026 dipatok sebesar 34,77 juta ton.
Target ini sejalan dengan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) yang memperkirakan produksi beras dari Januari hingga Desember 2025 mencapai 34,79 juta ton.
Angka tersebut menunjukkan kenaikan 4,17 juta ton atau 13,6 persen dibandingkan tahun 2024, yang produksinya tercatat lebih dari 30 juta ton.
Kenaikan ini diharapkan memperkuat ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap impor dalam jangka panjang.
- Penulis :
- Gerry Eka







