
Pantau.com - Mudik sudah menjadi tradisi yang mengakar untuk masyarakat Indonesia ketika menyambut hari raya Idul Fitri. Berbagai macam moda transportasi digunakan untuk pulang ke kampung halaman guna melepas rindu untuk merayakan lebaran bersama keluarga sanak saudara.
Cerita menarik datang dari Terminal Kampung Rambutan yang setiap tahunnya diramaikan masyarakat sekitaran Jakarta untuk mudik ke kampung halaman.
Kepala Terminal Kampung Rambutan Emiral August Dwinanto berbagi cerita kepada Pantau.com Senin (11/6/2018), tentang cerita menarik menjelang H-4 menuju hari raya. Pria yang akrab disapa Emiral itu menceritakan ada seorang ibu paruh baya yang ingin mudik ke kampung halaman akan tetapi kehabisan ongkos.
Baca juga: Cerita Fitri, Pemudik yang Melahirkan di Rest Area Cipularang
"Gini cerita menarik, di terminal di sini menjadi keluarga, keluarga besar terminal kampung rambutan. Ada salah satu ibu-ibu, yang dari Pontianak mau ke Madiun dia kehabisan ongkos di sini," kata Emiral ditemui di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur.
Emiral menuturkan, ibu yang kehabisan ongkos itu terlihat bingung dan merasa panik karena takut tak bisa melanjutkan perjalanannya menuju Madiun. Melihat ibu itu kebingungan, akhirnya ada salah satu orang pedagang yang menghampiri.
"Ditanya ibu mau kemana? Dia mau ke Madiun ongkosnya tidak ada," tutur Emiral mengikuti omongan si pedagang.
Lalu setelah mendengar cerita pilu dari ibu pemudik yang kehabisan ongkos itu, akhirnya si pedagang melapor ke Emiral karena kapasitasnya sebagai kepala terminal sembari mengusulkan untuk patungan membantu membelikan tiket bus ke Madiun.
"Serentak seluruh pedagang di sini tanpa dipinta patungan. Akhirnya dapet biaya sebesar Rp600 ribu. Kan ongkosnya Rp600 ribu itu dikasihin begitu," ujar Emiral.
Baca juga: H-4 Lebaran, Jumlah Penumpang di Bandara Halim Alami Peningkatan
Menurut Emiral, hal semacam itu menjadi bagian yang paling berkesan dalam melaksanakan tugasnya menjadi kepala terminal. Ia menyebut di terminal juga punya rasa kekeluargaan yang tinggi.
"Itu sering banget seperti itu. Nah itu menjadi hal menarik bahwa terminal itu biasanya terlihat angker, ya terlihat takut, ternyata kekeluargaannya di Terminal Kampung Rambutan menjadi kental," ucapnya.
"Nah itu salah satu contoh saja bahwa jangan takut di Terminal Kampung Rambutan. Karena banyak saudara di sini yang akan peduli begitu," katanya.
- Penulis :
- Adryan N