
Pantau - Viral gerakan boikot global terhadap produk Israel dan Amerika Serikat sebagai respons perang brutal Israel di Gaza. Akibat perang itu, tampak sejumlah cabang Starbucks di Qatar tampak sepi.
Berdasarkan video yang beredar dan dilihat Pantau.com, Selasa (31/10/2023). Terlihat toko kopi Starbucks tampak sepi pengunjung dan tidak ada yang datang.
Saking tidak ada pengunjung, para pegawai Starbuck nampak sekilas ada yang joget dan ada pula beberapa pegawai yang terlihat diam saja.
Lalu menurut laporan dari Dohanews, gerai-gerai Starbucks tak ada pengunjung seperti hari-hari biasa, fenomena ini telah terjadi selama 20 hari sejak perang berlangsung.
Diketahui, toko kopi Starbucks juga dikecam karena menggugat karyawannya di AS lantaran karyawannya membuat tweet ‘Solidaritas terhadap Palestina’.
Sebagai informasi, McDonald’s dan Burger King juga menjadi sasaran boikot dari penduduk setempat karena memberikan makanan gratis kepada militer Israel di restoran mereka di Israel.
Boikot ini adalah aksi protes dunia tanpa kekerasan terhadap Israel yang menolak gencatan senjata di Palestina. Tujuannya adalah membuat Israel mengubah kebijakannya terhadap Palestina dengan memboikot produk dan perusahaan.
Gerakan ini terinspirasi dari gerakan anti-apartheid di Afrika Selatan dan gerakan hak sipil di Amerika Serikat. Divestasi dan Sanksi (BDS) ini juga menginginkan tiga hal utama
Yaitu agar Israel menghentikan penjajahannya terhadap wilayah Palestina, memberikan hak dan memperlakukan warga Palestina secara adil, dan memungkinkan pengungsi Palestina kembali ke rumah mereka.
BDS dimulai dengan tindakan seperti tidak membeli barang-barang tertentu, untuk memberikan tekanan kepada perusahaan-perusahaan Israel dan AS, agar mereka mendesak pemerintah mereka menghentikan perang di Gaza.
Sebagaimana diketahui, Pada Jumat (27/10) Majelis Umum PBB menyerukan gencatan senjata yang didukung oleh 120 negara. Namun AS dan Israel menolak resolusi genjatan senjata tersebut.
Dalam tiga minggu sejak dimulainya perang dari 7 Oktober hingga 30 Oktober, lebih dari 8.000 orang warga Palestina telah tewas, 3.224 diantaranya adalah anak-anak, termasuk 3.195 anak di Gaza dan 33 anak di Tepi Barat Palestina.
- Penulis :
- Sofian Faiq