
Pantau - Direktur Executive Partner Politik Indonesia, Abubakar Solissa menilai, pernyataan Ketum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri soal regenerasi kepemimpinan dari dirinya ke Puan Maharani menjadi sinyal kuat setelah dirinya tak lagi menjabat.
Solissa menuturkan, pernyataan Megawati secara implisit ingin menegaskan Puan merupakan kandidat yang sudah dipersiapkannya selama ini, dan bukan yang lain.
"Pernyataan ini sekaligus menutup ruang spekulasif soal pengganti Megawati berasal dari trah di luar Soekarno," ujar Solissa kepada Pantau.com, Senin (27/5/2024).
Solissa juga berpandangan soal kepastian pergantian Ketum PDIP dari Megawati ke Puan tanpa ada turbulensi yang bisa memecah-belah internal partai. Solissa menyebut, Megawati sedang 'cek ombak' sebelum Kongres PDIP digelar.
"Megawati ini ingin melakukan testing the water, kalau tidak ada resistensi atau penolakan terhadap Puan, maka upaya Megawati dalam membangun dinasti politik di PDIP dinyatakan sukses," tuturnya.
Puan Respons Kelakar Mega
Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani menanggapi singkat pertanyaan wartawan tentang candaan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada pembukaan Rapat Kerja Nasional V PDIP, Jumat (24/5).
Puan tidak menjawab ketika ditanya apakah candaan tersebut merupakan kode bagi dirinya akan menggantikan posisi Megawati sebagai Ketua Umum PDIP.
"Berdoa saja, insyaallah," kata Puan singkat saat ditemui pada hari kedua Rakernas V PDIP di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta, Sabtu (25/5/2024).
Sementara itu, Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengatakan internal PDIP menganggap ucapan Megawati yang meminta bertukar posisi ketua umum dengan Puan Maharani hanyalah sebuah candaan.
"Ya kalau celetukan-celetukan seperti itu dianggap sinyal, bagi internal kami itu bukan sinyal. Ibu Ketua Umum (Megawati) itu suka bercanda," kata Said saat ditemui di arena rakernas.
Menurut Said, ucapan Megawati hanya lepasan gurauan yang tidak bisa diartikan secara gamblang bahwa Puan akan menggantikan Megawati dari posisi tertinggi di PDIP.
Ia menegaskan bahwa pergantian ketua umum selalu dilakukan dalam kongres partai dan kongres PDIP rencananya baru digelar pada April 2025.
"Bahwa Ibu Ketua Umum dalam pembukaan kemarin bilang, 'Mbak Puan jadi ketua umum, gantian Ibu Ketua Umum yang ke luar negeri', itu kan lepasan-lepasan dari Bu Ketua Umum. Tidak bisa kita tangkap langsung bahwa nanti penggantinya Puan. Itu bukan sikap ketua umum karena biasanya setiap hal-hal strategis menyangkut internal partai, Ibu Ketua Umum meletakkannya dalam forum kongres partai," katanya.
Sebelumnya, saat menyampaikan pidato politik dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDIP, Jumat (24/5), Megawati berkelakar yang bernada menggoda Puan untuk saling berganti posisi.
Megawati ingin Puan menggantikan posisinya sebagai Ketua Umum PDIP, sementara dirinya menggantikan Puan sebagai Ketua DPR RI.
"Jadi, saya, kalau beliau pamit, kemarin itu ikut di Bali, lalu kapan itu ke Meksiko. Lalu saya bilang, "gantianlah sama saya. Saya deh yang jadi ketua DPR, kamu yang jadi ketua umum.' He-he-he," ucap Megawati sembari tertawa.
"Loh enak-enak saja, masak saya yang disuruh nongkrong di sini. Terus keadaannya gonjang-ganjing enggak jelas. He-he-he,” sambung Megawati.
- Penulis :
- Khalied Malvino