
Pantau - Pengamat politik Abubakar Solissa menilai, Amerika Serikat (AS) punya sejarah kelam soal kasus penembakan para pejabat tingginya. Bahkan, beberapa di antara presiden AS yang pernah menjabat tewas ditembak.
"Kasus penembakan pejabat tinggi seperti presiden maupun mantan presiden di Amerika Serikat sudah sering terjadi. Sebelum Donald Trump, George W Bush, Gerald Ford, Ronald Reagan, Harry Truman, dan beberapa presiden lainnya pernah jadi sasaran penembakan. Bahkan, ada yang sampai tewas tertembak, seperti, Jhon F. Kennedy, William McKinley, James Garfield hingga Abraham Lincoln yang tewas terbunuh," jelas Solissa kepada Pantau.com, Senin (15/7/2024).
Dia menuturkan, sejarah kelam ini jelas berbeda dengan Indonesia yang nyaris punya catatan bersih dari kasus serupa. Namun, lanjut Solissa, meski bersih bukan berarti bangsa ini jauh dari ancaman pembunuhan terhadap para pemimpinnya.
"Jadi, Amerika punya sejarah kelam soal pembunuhan presiden maupun mantan presiden. Berbeda dengan Indonesia, belum ada sejarahnya presiden kita dibunuh. Dulu pernah kejadian, Presiden Soekarno beberapa kali mendapat ancaman pembunuhan, tapi kemudian gagal," katanya.
Gimana Kondisi Trump Pascainsiden Penembakan?
Diberitakan sebelumnya, kandidat presiden AS Donald Trump terkena tembakan di telinga kanannya tetapi kondisinya dipastikan baik-baik saja setelah gagalnya upaya pembunuhan tersebut.
Biro Investigasi Federal (FBI) kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengidentifikasi Thomas Matthew Crooks sebagai tersangka penembak. Ia kemudian ditembak mati di lokasi kejadian.
Pasukan pengamanan presiden AS atau Secret Service dalam pernyataan terpisah mengatakan penembak melepaskan beberapa tembakan ke arah panggung dari posisi yang tinggi dari luar tempat tersebut.
Penembakan itu tidak hanya melukai Trump, tetapi juga menewaskan satu korban dan menyebabkan dua orang lainnya luka kritis.
Peristiwa itu terjadi beberapa hari sebelum Trump secara resmi dicalonkan sebagai calon presiden dari Partai Republik untuk pemilihan umum 2024.
"Dua bulan lalu, saya memperhatikan fakta bahwa AS secara harfiah menumbuhkan kebencian terhadap lawan politik, serta memberikan contoh-contoh tradisi Amerika dalam upaya dan pembunuhan presiden dan calon presiden," kata Zakharova dalam pernyataan terpisah di saluran komunikasi Telegram.
- Penulis :
- Khalied Malvino