Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Soroti Aksi Anarkis OPM, Komisi I Minta Pemerintah Fokus Pulihkan Keamanan di Papua

Oleh Aditya Andreas
SHARE   :

Soroti Aksi Anarkis OPM, Komisi I Minta Pemerintah Fokus Pulihkan Keamanan di Papua
Foto: Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid. (foto: dpr.go.id).

Pantau - Komisi I DPR RI kembali menyoroti meningkatnya aksi anarkis yang dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). 

Pemerintah diminta untuk segera fokus dalam penyelesaian konflik dan pemulihan stabilitas keamanan di Papua.

"Kami prihatin dengan gencarnya aksi OPM yang belakangan ini semakin sering dilakukan. Kami meminta pemerintah segera mengambil langkah konkret dan fokus pada penyelesaian konflik serta stabilitas keamanan di Papua," kata Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid, di Jakarta, Jumat (19/7/2024).

Meutya menilai, pemerintah perlu mengoptimalkan pendekatan sosial budaya dalam mengatasi aksi-aksi anarkis OPM.

"Pemerintah perlu membuka kembali dialog-dialog dengan kelompok OPM untuk mencari solusi damai. Negosiasi yang inklusif dan transparan dapat membantu mengurangi ketegangan," tuturnya.

Sebagai pimpinan komisi yang membidangi urusan pertahanan dan intelijen, Meutya mengingatkan bahwa prioritas utama adalah keamanan bagi masyarakat Papua. Oleh karena itu, aparat TNI-Polri diminta untuk mampu mengatasi gangguan keamanan.

"Kami ingin memastikan kehadiran aparat keamanan untuk melindungi warga sipil dan mengatasi ancaman keamanan. Penguatan keberadaan TNI dan Polri di wilayah tersebut sangat penting," kata Meutya.

Menurutnya, investasi dalam pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat dapat membantu mengurangi ketidakstabilan keamanan di Papua.

"Dan kami di Komisi I DPR mengapresiasi pembangunan yang telah dilakukan pemerintah di Papua dalam 10 tahun terakhir yang berlangsung secara cepat, pesat, dan signifikan," ungkapnya.

"Langkah pembangunan seperti itu perlu dilanjutkan untuk keberpihakan terhadap masyarakat Papua," imbuhnya.

Situasi di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, memanas setelah tiga anggota OPM tewas ditembak oleh TNI pada Selasa (16/7/2024). 

Penembakan tersebut bermula saat sejumlah anggota OPM menyerang Satgas Yonif RK 753/AVT.

Masyarakat melancarkan protes dan mengatakan para korban bukanlah anggota OPM. Akibat protes tersebut, enam unit mobil milik TNI dan Polri dibakar massa.

Penulis :
Aditya Andreas