
Pantau - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri telah berhasil menangkap kembali terduga teroris. Kini di Jakarta Barat (Jakbar) ada dua orang yakni RJ dan AM. Katanya, keduanya ini telah merakit bahan peledak sebelum ditangkap.
"Berdasarkan penyidikan yang dilakukan kita ketahui 2 orang ini telah merakit pula bahan peledak yang sudah diamankan penyidik Densus 88," kata Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Pol Aswin Siregar saat jumpa pers, Rabu (7/8/2024).
Bahkan, keduanya juga telah berencana melakukan aksi teror. Namun, Aswin belum menjelaskan lebih detail soal rencana aksi teror tersebut, termasuk bakal dilakukan sendirian atau bersama orang lain.
"Betul. Memang akan dirakit untuk menjadi bahan peledak. Tapi kita belum sampai kepada kesimpulan bahwa akan digunakan sendiri atau mencari pengantin orang lain," katanya.
Adapun Aswin juga belum merinci detail jenis bahan peledak yang sudah dirakit keduanya. Ia hanya memastikan bahwa jenisnya berbeda dengan kasus teroris remaja 19 tahun berinisial HOK di Batu, Jawa Timur (Jatim). Kalau HOK ini menggunakan jenis riaceton triperoxide (TATP) atau mother of satan.
"Beda (jenis bahan peledak). Kalau yang ini bahannya berbeda. Kemungkinan besar tutorial ataupun sumber pembelajarannya berbeda," jelasnya.
Lebih lanjut, dalam kasus ini aparat juga telah menyita sejumlah barang bukti berupa satu unit senjata airsoft gun, bendera ISIS, beberapa jaket atau pakaian seragam ISIS, beberapa pisau lipat, bahan peledak, bahan kimia, satu unit gadget dan HP, beberapa senjata tajam (sajam).
Sebagai informasi, RJ dan AM ditangkap di Jakarta Barat pada Selasa (6/8). Kedua tersangka ini diduga terafilisiasi dengan Daulah Islamiyah atau Islamic State of Iraq dan Syria (ISIS). Aswin mengatakan keduanya tidak masuk jaringan teror yang aktif.
"Dengan cara mengunggah narasi-narasi dukungan dan propaganda terhadap ISIS di sosial media yang mereka miliki. Kemudian mengibarkan bendera ISIS sembari memegang senjata disertai dengan statemen atau ajakan untuk mendukung keberadaan Daulah Islamiyah atau ISIS," ujar Aswin.
- Penulis :
- Firdha Riris








