
Pantau - Program makanan bergizi gratis yang akan segera diluncurkan oleh pemerintah merupakan investasi penting untuk masa depan Indonesia, bukan sekadar biaya pengeluaran. Hal ini disampaikan oleh I Dewa Made Agung Kertha Nugraha, Executive Director of Indonesia Food Security Review (IFSR), dalam sebuah diskusi tentang pentingnya program ini bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
"Total anggaran sebesar Rp71 triliun untuk program ini tidak seharusnya dilihat sebagai biaya, melainkan investasi jangka panjang. Paradigma kita harus berubah, melihatnya sebagai investasi yang akan memberikan dampak besar bagi generasi mendatang," ujar Agung Kertha Nugraha dalam diskusi publik Pantau.com, bertajuk "Makan Bergizi Gratis, Akankah Jadi Kenyataan?" yang diadakan di Yellowfin Senopati, Jakarta Selatan, Rabu (21/8/2024).
Program ini dirancang untuk memberikan makanan bergizi kepada 82 juta penerima, termasuk ibu hamil, anak-anak, dan remaja. Menurut Agung Kertha Nugraha, meskipun jumlah investasi ini besar, dampaknya jauh lebih besar lagi.
"World Food Programme telah menghitung bahwa setiap 1 dolar yang diinvestasikan dalam program ini dapat menghasilkan 9 dolar dalam bentuk manfaat ekonomi, kesehatan masyarakat, dan peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan," jelasnya.
Baca Juga: Pentingnya Program Gizi Seimbang untuk Anak: Pandangan Guru Besar IPB Ali Khomsan
Agung juga menyoroti bahwa pelaksanaan program ini tidak hanya dilakukan oleh pemerintah pusat, tetapi juga melibatkan pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat lokal.
"Kombinasi antara pemerintah, swasta, dan komunitas lokal sangat penting untuk memastikan keberhasilan program ini. Di beberapa negara seperti Brasil, India, dan Jepang, sektor swasta bahkan mengambil alih operasi program semacam ini, dengan hasil yang positif," katanya.
Sebagai contoh, uji coba program di daerah tertentu melibatkan operator swasta dan menggunakan metode dapur umum yang melibatkan masyarakat lokal.
"Kita merekrut dan melatih masyarakat lokal, termasuk memberikan pendidikan gizi dan pelatihan memasak yang sehat. Bahkan, bahan baku yang digunakan juga harus berasal dari peternak dan petani lokal untuk mendukung ekonomi setempat," tambah Agung.
Program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan status gizi anak-anak, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi lokal dan membangun ketahanan pangan nasional.
"Dengan melibatkan koperasi dan komunitas lokal, kita tidak hanya memberi makan, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi dan memperkuat ketahanan pangan," ujar Agung.
Agung Kertha Nugraha juga menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan program ini. Pemerintah akan melakukan audit dan evaluasi berkala untuk memastikan program berjalan sesuai rencana dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.
"Investasi ini adalah bagian dari upaya besar untuk membangun sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, sehat, dan siap bersaing di masa depan. Jika kita melakukannya dengan benar, manfaatnya akan terasa dalam jangka panjang, tidak hanya bagi individu yang menerima bantuan, tetapi juga bagi bangsa secara keseluruhan," pungkasnya.
- Penulis :
- Fithrotul Uyun