Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Korban Fetisisme di Lebak Ngaku Pelaku Minta Bantuan Kerjakan Tugas-Promosi Jilbab

Oleh Fithrotul Uyun
SHARE   :

Korban Fetisisme di Lebak Ngaku Pelaku Minta Bantuan Kerjakan Tugas-Promosi Jilbab
Foto: Ilustrasi Pelecehan Seksual Anak dibawah umur (Tangkapan Layar)

Pantau - Seorang pria berinisial WY (24) ditangkap karena diduga sebagai pelaku fetisisme perempuan terikat di Lebak, Banten. Salah seorang korban buka suara terkait modus pelaku.

Korban perempuan yang saat ini berusia 15 tahun mengatakan pelaku bermodus meminta bantuan mengerjakan tugas kuliah hingga promosi jilbab.

"Dia (WY) minta tolong, bilangnya mau buat tugas kuliah soal video penyekapan. Aku waktu itu nggak kepikiran macam-macam, memang niat mau bantu aja," kata Korban, Senin (23/9/2024).

Baca: Pelaku Fetisisme 2 Siswi SMA di Lebak Serahkan Diri, Diduga Ada Puluhan Korban Lain

Korban menuturkan pengambila video terssebut terjadi di rumah pelaku. Korban yang saat itu masih duduk di bangku SMP pun tak curiga saat pelaku mengikat tubuh kedua korban dan mata ditutup lakban. Selain itu, koran juga diminta untuk menggerakkan tubuh seraya meminta pertolongan.

"Ngambil videonya di rumah pelaku, pelaku sendiri yang ngikat aku. Di waktu yang sama, teman aku juga sama diikat cuma kita dipisah ruangannya," tutur Korban.

Kemudian, korban pun merasa janggal saat pelaku mengajak bikin video yang sama untuk kedua kalinya. Namun, saat itu pelaku mengak untuk promosi hijab. Pelaku juga sempat mengancam korban jika tak membantu.

"Akhir 2022 klub futsalnya bubar. Karena aku sudah bayar uang seragam, akhirnya ku minta lagi. Datang ke rumahnya, dia bilang nggak mau pulangin uang kalo aku nggak bantuin dia bikin video promosi jilbab. Aku udah risih kenapa promosi jilbab harus diikat juga," ujar Korban.

Baca Juga: Apakah Fetish Termasuk Gangguan Psikologis? Begini Kata Psikolog

Korban mengungkapkan terdapat perempuan lain di klub futsal tersebut yang mengalami hal serupa. Perempuan yang diminta ikut membuat video tersebut bersttatus pejar di SMP maupun SMA.

"Ada lagi, iya teman-teman se-klub futsal perempuan. Dari cerita mereka, semuanya sama diikat," ungkap Korban.

Diketahui, korban bertemu pelaku pada tahun 2021 di klup futsal. Saat itu, korban merupakan murid sedangkan pelaku adalah pelatih. Pengambilan video tersebut terjadi pada tahun 2022 saat korban berusia 13 tahun.

Selain itu, pelaku mengaku jika video rekaman tersebut dibuat untuk saling bertukar di komunitas yang diikut pelaku. Pelaku pun diketahui pernah berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya pada tahun 2023.

Surat perjanjian tersebut ditandatangani pelaku di atas materai dengan lima poin. Pada poin pertama pelaku meminta maaf pada seluruh korban atas tindakannya tersebut. Korban juga berjanji akan menghapus video yang dibuat bersama para korban.

Penulis :
Fithrotul Uyun
Editor :
Fithrotul Uyun