billboard mobile
HOME  ⁄  News

Simulasi Gempa Megathrust di Kantor Wali Kota Jakbar: 300 Orang Terlibat, Begini Proses Evakuasinya

Oleh Muhammad Rodhi
SHARE   :

Simulasi Gempa Megathrust di Kantor Wali Kota Jakbar: 300 Orang Terlibat, Begini Proses Evakuasinya
Foto: Seorang wanita yang berperan sebagai ibu hamil dievakuasi petugas dalam simulasi gempa megathrust di kantor Wali Kota Jakarta Barat oleh Pemerintah Kota setempat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta serta pihak terkait lainnya, Rabu (9/10/2024). ANTARA/Risky syukur

Pantau - Sebanyak 300 orang mengikuti simulasi gempa megathrust di kantor Wali Kota Jakarta Barat sebagai langkah persiapan menghadapi bencana alam. Simulasi yang diadakan oleh Pemerintah Kota Jakarta Barat bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta ini melibatkan berbagai instansi terkait, termasuk petugas rescue dan kesehatan.

"Tadi yang terlibat penghuni di lantai 2 sampai 10, itu kurang lebih ada 300 orang. Termasuk juga petugas rescue dan petugas kesehatan. Ada juga teman-teman dari Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD," kata Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan BPBD Jakarta, Michael Sitanggang, kepada wartawan di lokasi simulasi, Rabu (9/10/2024).

Baca juga: BPBD Jakarta akan Gelar Simulasi Gempa Bumi Megathrust M 8,7

Simulasi dilakukan dengan memperkirakan kekuatan gempa sebesar 4,4 Modified Mercalli Intensity (MMI). Michael menjelaskan bahwa setiap lantai memiliki satu captain floor atau kapten lantai yang bertugas mengorganisasi pergerakan evakuasi.

"Jadi setiap ada kejadian gempa, captain floor yang sudah ditunjuk di setiap lantai nanti akan melaksanakan fungsinya," ujar Michael.

Dalam skenario tersebut, gempa bumi megathrust terjadi di Kantor Wali Kota Jakarta Barat dengan kekuatan 4 MMI, yang memaksa evakuasi seluruh pegawai yang berada di Blok A. Langkah pertama yang dilakukan saat terjadi gempa adalah menjaga ketenangan dan tidak panik.

"Berbeda dengan evakuasi kebakaran, ketika mengalami kebakaran kita langsung lari keluar bangunan. Namun, saat gempa bumi, kita tetap bertahan di dalam bangunan, jangan panik, dan melakukan drop, cover, and hold on. Berlindung di bawah meja, kursi, atau pilar adalah langkah aman," jelas Michael.

Setelah gempa berhenti, captain floor akan memandu para pegawai untuk mengevakuasi diri melalui tangga darurat menuju titik kumpul di lapangan terbuka depan kantor Wali Kota.

"Setelah mengikuti arahan, evakuasi akan dilanjutkan ke titik kumpul yang ada di depan kantor Wali Kota," kata Michael.

Simulasi juga mencakup skenario penanganan korban yang terluka. Pengelola gedung bertanggung jawab melakukan asesmen dan tindakan penyelamatan.

"Dalam simulasi tadi, dilaporkan ada korban luka, termasuk ibu hamil yang perlu dievakuasi. Ini dilaporkan kepada pengelola gedung untuk penanganan lebih lanjut," katanya.

Setelah proses evakuasi selesai, tim asesmen akan menilai apakah gedung masih layak untuk ditempati.

"Kalau semuanya aman, baru semua pegawai bisa kembali ke ruangan masing-masing," imbuh Michael.

Asisten Pemerintahan Kota Jakarta Barat, Fimanuddin Ibrahim, menyatakan simulasi semacam ini sangat penting untuk mengedukasi dan mengevaluasi kesiapan menghadapi bencana.

"Edukasi, jadi kita bisa mengevaluasi kesiapan SDM, bangunan, dan pendukung penyelamatan bisa diukur melalui simulasi ini," kata Fimanuddin.

Fimanuddin juga memastikan bahwa kantor Wali Kota Jakarta Barat telah dilengkapi dengan instrumen pendukung bencana yang memadai.

"Seperti rompi bagi captain floor sebagai tanda kapten lantai, serta tim Unit Gawat Darurat (UGD) yang bersiaga. Di depan kantor juga ada markas Gulkarmat untuk penyelamatan lebih lanjut," pungkasnya.

Penulis :
Muhammad Rodhi
Editor :
Muhammad Rodhi