
Pantau - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Arifatul Choiri Fauzi mengungkapkan bahwa pihaknya masih aktif memantau kasus kakak-adik asal Purworejo, Jawa Tengah, yang dilaporkan menjadi korban pemerkosaan oleh 13 pria. Ia menegaskan bahwa penting untuk memastikan korban mendapatkan perawatan yang baik, baik secara fisik maupun psikologis.
"Kasus ini sudah ada sejak lama. Penanganan biasanya dilakukan oleh pihak daerah, dan saat ini proses penyelesaiannya masih berlangsung," ujar Arifatul di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, pada Selasa (29/10/2024).
Ia menambahkan bahwa tim PPPA di daerah juga terus memantau situasi ini.
"Kami akan terus memantau dan memastikan bahwa korban mendapatkan layanan yang baik. Jika masalah ini tidak terselesaikan, kami akan ikut campur untuk membantu penyelesaiannya," lanjut Arifatul.
Baca Juga:
Pembunuhan-Perkosaan Siswi SMP di Palembang gegara Nafsu Usai Nonton Porno
Rincian Kasus Kakak-Adik di Purworejo
Kakak-adik berinisial DSA (15) dan KSH (17) dari Purworejo, Jawa Tengah, dilaporkan telah menjadi korban pemerkosaan berulang oleh 13 pria. Mereka melaporkan kejadian ini kepada Hotman Paris 911.
Hotman menjelaskan bahwa kejadian ini berlangsung sepanjang tahun 2023, dengan terduga pelaku melakukan pemerkosaan hampir setiap bulan.
"Pada 19 Oktober 2024, kedua korban datang ke Hotman 911 dengan pengasuhnya. Mereka telah mengalami pembullyan selama setahun oleh 13 orang," kata Hotman di Kopi Gemoy, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Modus yang digunakan oleh para pelaku adalah mengajak korban ke rumah mereka, kemudian memberikan alkohol, dan memaksa korban untuk melakukan hubungan seksual.
"Mereka diancam akan disebarkan video jika menolak," tambahnya.
Kondisi keluarga korban juga sangat memperhatikan, di mana ayah mereka sudah meninggal dan ibu mereka memiliki kebutuhan khusus. DSA dilaporkan telah melahirkan dari salah satu pelaku dan terpaksa menjalani pernikahan siri.
Hotman mendesak pihak kepolisian untuk segera menuntaskan kasus ini dan meminta perhatian dari aparat hukum, termasuk presiden terpilih Prabowo Subianto.
"Kami telah melaporkan kasus ini ke Polres Purworejo pada Juni 2024, tetapi hingga kini belum ada kemajuan. Kami berharap seluruh aparat hukum memberikan perhatian yang serius terhadap masalah ini," ungkap Hotman.
DSA, dalam pernyataannya, mengaku hanya mengenal dua dari total 13 terduga pelaku.
"Saya dipaksa melakukan hubungan badan dan diancam akan disebarkan video dan foto jika tidak menurut," kata DSA, mengungkapkan betapa menakutkannya pengalaman yang mereka hadapi.
Kasus ini memicu perhatian publik yang besar, mengingat keseriusan dan dampak sosial yang ditimbulkannya.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah
- Editor :
- Ahmad Ryansyah