
Pantau-H. Agus Salim, dikenal sebagai salah satu tokoh intelektual dan diplomat andal Indonesia, memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pemikiran cemerlang dan keahliannya dalam berdiplomasi membuat namanya dikenang sebagai pahlawan nasional yang berjasa bagi bangsa.
Sejak resmi diakui sebagai pahlawan nasional pada 27 Desember 1961, kiprahnya tetap menjadi inspirasi bagi generasi penerus.
Kiprah dan Sepak Terjang H. Agus Salim
Seperti dilansir berbagai sumber, Minggu (10/11/2024), H. Agus Salim dilahirkan dengan nama lengkap Masyhudul Haq pada 8 Oktober 1884 di Koto Gadang, Sumatera Barat, Agus Salim tumbuh sebagai sosok dengan pemikiran yang kritis dan fasih berbahasa asing.
Selama perjuangan kemerdekaan, keahliannya menguasai sembilan bahasa asing—seperti Arab, Belanda, Inggris, dan Jerman—memungkinkannya berkomunikasi dengan para pemimpin dunia dan memperkenalkan perjuangan Indonesia kepada dunia internasional. Agus Salim bukan hanya seorang orator dan negosiator ulung, tetapi juga seorang yang gigih dalam menyuarakan ide kemerdekaan.
Dalam bidang diplomasi, Agus Salim terlibat dalam banyak konferensi penting, termasuk sebagai delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag pada tahun 1949, yang akhirnya mengantarkan Belanda mengakui kedaulatan Indonesia. Selain itu, ia sering kali mewakili Indonesia di forum internasional, seperti di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kecerdasannya dalam berdiplomasi menjadikan dirinya sebagai pahlawan yang menyuarakan aspirasi Indonesia di panggung dunia.
Sebagai tokoh pergerakan, Agus Salim juga aktif dalam Sarekat Islam (SI), organisasi yang memiliki pengaruh besar terhadap kesadaran nasional Indonesia. Bersama tokoh-tokoh lain, Agus Salim memperjuangkan hak-hak rakyat dan kemandirian bangsa dari penjajahan. Dalam banyak kesempatan, Agus Salim tampil di depan umum untuk menginspirasi masyarakat agar berani memperjuangkan kemerdekaan.
Pena dan Suara yang Menggugah
Salah satu kegiatan menonjol dari H. Agus Salim adalah dalam bidang jurnalistik dan pendidikan. Ia dikenal sebagai penulis yang kritis dan berani. Dalam tulisan-tulisannya, ia menyuarakan pandangan-pandangan yang melawan kolonialisme. Sebagai jurnalis, ia mengedukasi masyarakat melalui artikel-artikel tajam yang membuka wawasan tentang pentingnya kemerdekaan dan kesetaraan.
Baca juga: 10 November: Hari Pahlawan Nasional, Mengingat Perjuangan Para Pejuang Kemerdekaan
Selain itu, Agus Salim juga pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Sebagai menteri, ia berjuang keras untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional. Gaya berkomunikasinya yang elegan dan bernuansa humor membuatnya disegani dan dihormati lawan bicara.
Pengakuan sebagai Pahlawan Nasional
H. Agus Salim diangkat sebagai pahlawan nasional pada 27 Desember 1961 oleh pemerintah Indonesia. Pengakuan ini diberikan untuk menghargai dedikasinya yang luar biasa dalam memperjuangkan kemerdekaan dan posisinya sebagai diplomat yang tak kenal lelah dalam mempromosikan kemerdekaan Indonesia di kancah internasional.
Hingga saat ini, keluarga besar H. Agus Salim tetap menjunjung tinggi nilai-nilai perjuangan yang diwariskan oleh tokoh nasional ini. Keturunannya banyak yang aktif dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, diplomasi, dan sosial. Mereka tetap berkomitmen menjaga cita-cita dan semangat perjuangan H. Agus Salim dengan berbagai cara, baik melalui pendidikan, pelestarian sejarah, maupun pengabdian kepada masyarakat.
Warisan yang Terus Dikenang
Lebih dari setengah abad setelah wafatnya pada 4 November 1954, sosok H. Agus Salim masih menjadi inspirasi bagi bangsa Indonesia. Warisannya berupa keteguhan dalam memperjuangkan kebenaran dan hak rakyat menjadi teladan yang patut ditiru oleh generasi muda.
Di masa kini, kiprah dan pemikiran Agus Salim diakui sebagai fondasi kuat dalam diplomasi Indonesia, di mana perjuangan tak hanya dilakukan dengan senjata, tetapi juga dengan kata dan pena.
- Penulis :
- Wira Kusuma