Indonesia Siaga! BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem Hingga April 2025

Pantau - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang diprediksi melanda Indonesia hingga April 2025. Fenomena La Nina disebut menjadi salah satu pemicu utama yang menyebabkan peningkatan curah hujan.

"Cuaca ekstrem diperkirakan berpotensi terjadi hingga Maret-April 2025, dipengaruhi oleh fenomena La Nina lemah yang dapat meningkatkan curah hujan sebesar 20 persen," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dilansir Antara, Selasa (10/12/2024).

Selain itu, dinamika atmosfer Madden-Julian Oscillation (MJO) dan potensi cold surge (seruakan udara dingin) dari daratan Asia (Siberia) menuju wilayah barat Indonesia, yang diprediksi aktif selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru).

“Kedua fenomena ini memiliki potensi untuk meningkatkan intensitas dan volume curah hujan di berbagai wilayah Indonesia, meskipun skala dan dampaknya masih memerlukan pemantauan lebih lanjut," lanjutnya.

Baca: Jelang Libur Akhir Tahun, ASDP Ingatkan Kewaspadaan Cuaca Ekstrem

Baca juga: DKI Jakarta Antisipasi Banjir Besar dengan Teknologi Modifikasi Cuaca

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Kementerian Perhubungan, saat libur Nataru 2024/2025 akan ada 110,67 juta orang yang melakukan perjalanan, mayoritas menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil dan motor. Kondisi tersebut meningkatkan kerentanan terhadap risiko menghadapi cuaca ekstrem.

BMKG akan terus memantau kondisi cuaca secara cermat dan memberikan peringatan dini secara berkala. Peringatan tersebut akan disampaikan setiap pekan, diperbarui tiga hari sebelum kejadian bahkan hingga tiga jam sebelum cuaca ekstrem terjadi.

Untuk mendukung keselamatan perjalanan, BMKG menyediakan layanan Digital Weather for Traffic (DWT) melalui aplikasi BMKG Mobile. Layanan ini memungkinkan pengguna mengakses informasi cuaca di jalur mudik, peringatan dini, cuaca rute perjalanan, cuaca bandar udara, cuaca pelabuhan, cuaca penyeberangan, hingga informasi penerbangan dan gelombang laut.

(Laporan: Laury Kaniasti)